Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lewat EAMF ke-11 di Bali, Menlu Retno Serukan Pentingnya Stabilitas Maritim di Indo-Pasifik

        Lewat EAMF ke-11 di Bali, Menlu Retno Serukan Pentingnya Stabilitas Maritim di Indo-Pasifik Kredit Foto: Kemenlu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan, berbagai kepentingan negara besar kerap berbenturan di kawasan maritim Indo-Pasifik. Dia berujar, ASEAN harus dapat dapat mengatasi tantangan ini bersama.

        "Kegagalan dalam mengatasi tantangan ini dapat mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata Retno, dalam pidato kunci pada pembukaan pertemuan the 11th Expanded ASEAN Maritime Forum (EAMF) di Bali, dikutip Jumat (4/8/2023).

        Baca Juga: Menlu Retno Full Senyum! RI Jadi Negara Prioritas Swiss untuk Pembangunan Hijau hingga 2024

        Dia menekankan agar ASEAN harus berupaya mencegah kawasan menjadi pusat konflik atau Epicentrum of Conflict.

        "Kita harus cegah kawasan ini menjadi Epicentrum of conflict. Dimensi maritim berperan kunci dalam menciptakan kawasan ini sebagai Epicentrum of Growth," ujar Retno.

        Dalam kesempatan itu, Retno juga menyampaikan pentingnya visi bersama yang menjadi pedoman di kawasan maritim Indo-Pasifik.

        Pertama, memastikan terwujudnya lautan perdamaian melalui penerapan hukum internasional yang konsisten dan memastikan tidak adanya tindakan yang mengancam keamanan pihak lain.

        Kedua, mewujudkan lautan kerja sama sebagai katalis dalam membangun kepercayaan dan perdamaian yang berkelanjutan. 

        "Dalam hal ini, the ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP) berperan sentral dalam mendorong kerja sama di ranah maritim, termasuk sektor ekonomi biru, keamanan maritim, dan mendukung kesejahteraan penduduk pesisir," terangnya.

        Kemudian, Retno juga mendorong agar EAMF dapat menjadi wadah untuk mengembangkan dan memperkuat sinergi kebijakan terkait kerja sama dan tata kelola maritim di Indo-Pasifik. 

        "Semua pemangku kepentingan harus turut serta dalam mewujudkan tujuan ini," tegas Retno.

        Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Sidharto Suryodipuro, menyampaikan pentingnya membangun kepercayaan, serta peran aktif dan sentralitas ASEAN dalam membentuk kebijakan dan tata kelola maritim di kawasan.

        "ASEAN juga baru saja meluncurkan edisi perdana ASEAN Maritime Outlook (AMO) yang merangkum berbagai progres dan arah kerja sama maritim ASEAN dalam satu dokumen yang komprehensif," ujar Sidharto.

        Baca Juga: RI Jadi Anggota OECD Pertama dari ASEAN, Airlangga: Ada Standar Tinggi, ASN Siap-siap!

        Sebagai informasi, EAMF dihadiri perwakilan pejabat tinggi seluruh negara ASEAN, serta delapan negara mitra yaitu Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, RRT, dan Selandia Baru. 

        Sejumlah panelis juga hadir untuk memaparkan inisiatif kerja sama maritim yang mencakup aspek perdamaian, stabilitas, dan ekonomi biru. EAMF terselenggara dalam rangkaian kegiatan ASEAN Senior Officials' Meeting (SOM) yang diselenggarakan di Bali pada 31 Juli-5 Agustus 2023.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: