Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cara Memperbesar Keuntungan Investasi Tanpa Ikutan Saham Pom-Pom

        Cara Memperbesar Keuntungan Investasi Tanpa Ikutan Saham Pom-Pom Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setiap investor pastinya ingin mendapatkan keuntungan yang besar dari hasil investasi, termasuk membeli saham yang dapat menghasilkan keuntungan besar. Kalau bisa bahkan menghasilkan keuntungannya itu sampai 25% per hari. Istilahnya adalah Auto Reject Atas (ARA).

        Ketika influencer saham mulai bercerita dan ingin mempom-pom saham, banyak investor pemula yang merasa takut ketinggalan alias fear of missing out (FOMO). Misalnya seperti saat pandemi di mana saham-saham teknologi melambung. Rasanya kalau tidak investasi bakal ketinggalan jauh ya.

        Padahal, CEO and Founder Finansialku.com, Melvin Mumpuni mengatakan bahwa sebenarnya keuntungan investasi tidak hanya berasal dari pengembalian yang besar, tetapi ada cara-cara lain untuk memperbesar keuntungan.

        Baca Juga: Tambah Investasi Rp5,7 Triliun, Menperin Sambut Baik Mitsubishi Motor Corporation

        Menurut buku Psychology of Money karya Morgan Housel, semua memiliki harga yang harus dibayar, tetapi tidak semua harga tertera dalam label. Sama halnya dalam berinvestasi. Jika kamu lihat seseorang untung dalam berinvestasi hingga miliaran rupiah.

        Kamu tidak tahu apa yang sudah dilakukannya selama ini, seperti belajar, membaca buku, hingga keraguan dan kerugian yang pernah dialaminya. Karena itulah, menurut Melvin sendiri tidak mudah mendapatkan saham yang benar-benar bagus. Terlebih, di Bursa Efek Indonesia sudah ada 760-an perusahaan.

        Karena itulah, Melvin mengatakan lebih mudah untuk melakukan 'Time Value of Money' dengan menambah modal untuk investasi. Selain menambah modal investasi, kita juga bisa memperbesar keuntungan dengan memperpanjang periode investasi, mulai dari 5 tahun menjadi 10 tahun bahkan 20 tahun.

        Tetapi, harga yang harus kamu bayar adalah rasa khawatir ketika pasar saham turun, membaca laporan keuangan yang memusingkan, dan uang yang bisa kamu gunakan untuk bersenang-senang, menjadi modal untuk investasi. Tapi semua itu akan terbayar ketika kamu mendapatkan hasilnya!

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: