Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jangan Cuma Mineral Mentah, Hilirisasi Sektor-sektor Ini Bisa Untungkan Indonesia

        Jangan Cuma Mineral Mentah, Hilirisasi Sektor-sektor Ini Bisa Untungkan Indonesia Kredit Foto: Antara/Mohamad Hamzah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah Indonesia saat ini memilih untuk fokus pada hilirisasi nikel dan mineral mentah lainnya. Padahal terdapat beragam potensi sektor lain yang belum dieksplorasi dengan optimal. Salah satu contoh yang menonjol adalah sektor agro dan maritim.

        Menurut Prof Didin S Damanhuri, Guru Besar IPB & Universitas Paramadina, sebenarnya sektor-sektor ini memiliki potensi yang cukup besar untuk memberikan manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia, tapi belum mendapatkan perhatian serius dalam rencana hilirisasi.

        "Misalnya, sektor pertanian dan perikanan memiliki daya tarik tersendiri karena teknologinya yang sederhana dan potensi dampak ganda pada ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat," jelasnya dalam wawancara eksklusif di program Zoominari Kebijakan Publik bertema Hilirisasi, Untungkan Siapa? yang digelar Narasi Institute, yang dikutip pada Selasa (22/8/2023).

        Baca Juga: Masih Jauh Panggang dari Api, Indonesia Hadapi Dampak Negatif dan Tantangan dalam Hilirisasi Nikel

        Garam, lanjutnya, sebagai contoh, memiliki teknologi yang relatif sederhana dan dapat dihasilkan secara lokal. Namun, saat ini Indonesia masih mengandalkan impor garam industri dan konsumsi. Jika garam dapat diolah dan dihasilkan secara mandiri, hal ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga memberikan dampak positif pada ketenagakerjaan dan sektor petani lokal.

        Selain itu, sektor maritim seperti perikanan, rumput laut, dan hasil laut lainnya juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Keputusan untuk fokus pada hilirisasi nikel seharusnya tidak mengesampingkan potensi sektor lain yang dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.

        Didin mengatakan, “sebut saja misalnya garam. Itu teknologinya sederhana bisa banyak dilakukan di Madura dan sebagainya sekarang ini, baik garam industri maupun garam konsumsi sudah dikuasai oleh impor, tapi kalau memang mau hilirisasi, mengapa teknologi yang udah dikuasai berpuluh-puluh tahun sebelum tahun 90-an tidak diseriuskan untuk hilirisasi garam misalnya, belum rumput laut, belum Rajungan, ikan, kemudian karet, kelapa. Ini teknologi yang relatif sudah dikuasai oleh Indonesia, multiplier effect, baik ketenagakerjaan maupun finansial sampai kesejahteraan, jauh lebih punya dampak besar terhadap Indonesia dan rakyat Indonesia.”

        Penting bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk mengkaji lebih lanjut sektor-sektor alternatif yang belum dieksplorasi secara optimal. Dengan memperhatikan potensi dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari sektor-sektor ini, Indonesia dapat mengambil langkah yang lebih seimbang dalam rencana hilirisasinya.

        "Hal ini akan mendukung upaya untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, di mana manfaat ekonomi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," tukasnya.

        Baca Juga: Dominasi China dalam Tambang Nikel dan Hilirisasi Tak Untungkan Indonesia

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: