Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan dan ditutup di zona merah dengan koreksi sebesar 1,07%, atau turun 74,58 poin ke level 6.923,8 pada perdagangan hari Selasa (26/9). Selama sesi perdagangan, IHSG kini semakin menjauhi dari level psikologis 7.000.
Ellen May, Founder dan CEO Emtrade, mengatakan bahwa penurunan saham Bukalapak dan beberapa perusahaan tambang batubara menjadi faktor beratnya pergerakan IHSG.
Baca Juga: Pertahankan Posisi, IHSG Masih Menghijau 0,38% pada Jeda Siang Ini
“Yang bikin turun hari ini ada saham Bukalapak yang turun sebanyak 2,8% dan beberapa saham pertambangan batubara yang turun terkoreksi,” ujar Ellen, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Rabu (27/09/2023).
Adapun, beberapa saham bank besar juga berkontribusi dalam menekan pergerakan IHSG, termasuk saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang mengalami koreksi sebesar 0,56% ke level 8.950. Menurut Ellen, saham BBCA berpotensi untuk turun lebih lanjut ke level 8.875.
“BCA ini tanda-tanda bakalan bisa turun lagi, turunnya sampai ke level 8.875. Tapi, kalau ngeliat kayak gini ini bisa jatuhnya agak lumayan dalam lagi,” tambah Ellen.
Di sisi lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) mengalami penurunan sebesar 1,89% ke level 5.200. Ellen memproyeksikan bahwa saham BBRI kemungkinan akan terus mengalami penurunan ke kisaran level 4.840-4.900 jika kondisinya belum membaik hingga akhir September.
Baca Juga: Perlahan Menguat Kembali, IHSG Terapresiasi 0,03% pada Pembukaan Perdagangan Hari Ini
“BBRI ini aku ngeliat dia bakalan bisa lanjut turun lagi dan pattern-nya kalau di September dia nggak membaik dan nggak ada kenaikan, maka di bulan Oktober ini BBRI bisa sampai turun ke level 4.840, bahkan bisa sampai ke 4.900,” jelasnya.
Turunnya saham BBRI adalah fenomena yang sangat wajar. Ellen berpendapat bahwa valuasi saham bank besar saat ini telah mencapai tingkat yang cukup tinggi.
“Jadi, jika investor yang memiliki saham di bawah (rendah) memilih untuk mengambil keuntungan terlebih dahulu dan mengalihkan investasinya ke saham lain yang masih memiliki valuasi rendah, itu adalah hal yang wajar,” jelasnya lagi.
Baca Juga: Terpantau Lunglai, IHSG Terkoreksi -1,07% Saat Perdagangan Usai
Saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) juga mengalami tekanan dengan penurunan sebesar 1,25% ke level 5.925. Diperkirakan bahwa BMRI akan mengalami support di sekitar level 5.725 dan memiliki potensi untuk turun ke level 5.400 dalam jangka pendek dan menengah.
“Artinya, di bulan September ini BMRI udah tinggi banget. Oktober BMRI berpotensi ada koreksi sampai 5.400-an,”
Menurut perkiraan Ellen, saham BMRI diprediksi akan mengalami penurunan terbesar di bulan Oktober. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kenaikan nilai saham BMRI secara historis paling tinggi sejak 2020 dibandingkan dengan saham bank lainnya.
Ada pula saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) sempat terjadi penurunan sebesar 0,75% menuju level 9.975. Ellen memprediksi saham BBNI akan terkoreksi pada Oktober mendatang.
Baca Juga: IHSG Kembali Meradang dan Tempati Level 6.984,68 pada Jeda Siang
“Tapi, untuk jangka menengahnya di bulan Oktober, kita melihat dia bisa koreksi sampai level 9.250,” tutup Ellen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: