Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kaesang Terlihat Sulit Temui Megawati, Pengamat: PDIP Gak Mau Sejajar dengan PSI

        Kaesang Terlihat Sulit Temui Megawati, Pengamat: PDIP Gak Mau Sejajar dengan PSI Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep berencana ingin menemui Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, Kaesang mesti menemui Ketua DPP PDIP Puan Maharani terlebih dahulu.

        Melihat itu, Pengamat politik dari Citra Institute Efriza menilai, ada kejengkelan dari PDIP terhadap Kaesang yang berlabuh ke PSI. Maka, tidak mudah bagi bagi putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bertemu Megawati.

        Baca Juga: Sinyal Megawati Gak Mau Temui Kaesang, Pengamat: Dia Sudah Mengobrak-abrik Aturan PDIP

        "PDIP secara keseluruhan kader dan elitenya jengkel sama Kaesang. Maka caranya membalas, dengan merayu saja, tapi tidak mudah bertemu Megawati selaku ketua umum," kata Efriza saat dihubungi, Minggu (1/10).

        Menurutnya, PDIP juga ingin menunjukkan kelas sebagai penguasa politik. Hal ini pun bisa dibaca bahwa PDIP lebih memilih menjaga sikap atau 'jaim'.

        Menurutnya, PDIP mencoba mengajak Kaesang dukung Ganjar. Tetapi, posisi Kaesang menjadi Ketua Umum PSI yang instan amat nyeleneh. Sehingga, hal itu menimbulkan kesal di hati PDIP.

        "PDIP berharap Kaesang dukung Ganjar, tapi tak ingin juga Kaesang "besar kepala" karena ketua umum partai non-parlemen dengan mudah bertemu Ketua Umum Megawati sebagai Partai Penguasa saat ini," ujarnya.

        Baca Juga: Gibran Sudah Ngomong ke Hasto soal Tawaran Jadi Cawapres Prabowo, Ini Langkah PDIP

        "Ini menunjukkan PDIP, dalam bahasa halusnya, ada mekanismenya, bahasa kasar mengutip anak sekarang, 'siapa elo, main minta ketua ketum' Jadi PDIP, gengsi tapi butuh," ucapnya.

        Efriza menilai, kebutuhan dan kemauan PDIP mengajak Kaesang dan PSI dikhawatirkan membuat kubu Koalisi Prabowo Subianto makin menguat. Selain itu, jika Kaesang benar-benar diabaikan justru menjadi bumerang bagi PDIP.

        Sebab, Jokowi sebagai ayahnya dan penguasa politik akan lebih menunjukkan dukungan serius kepada Prabowo.

        Baca Juga: PDIP Ikut-Ikutan Incar Gibran Jadi Cawapres, Hasto: Ya...

        "Maka PDIP bermain drama, mau tapi tidak sepenuh hati menginginkan Kaesang dukung PDIP. Ini yang dinilai oleh PDIP, bukan Kaesang dan PSI nya, tapi respek dan khawatir dengan Jokowi sebagai ayahnya dan penguasa politik, jika dikecewakan si bungsunya Kaesang," tuturnya.

        Menurutnya, PDIP tak ingin PSI semakin besar kepala jika keinginan Kaesang menemui Megawati dituruti. Sebab, publik bakal menilai bahwa dua partai itu levelnya  sederajat.

        "PDIP tentu tak mau pertemuan Kaesang dengan ketua umumnya, membuat PSI sebagai partai non-parlemen, semakin 'besar kepala" karena pertemuan Kaesang dan Megawati, di mata publik bahwa PSI seolah telah sederajat level partainya," kata Efriza.

        Lebih lanjut, Efriza menuturkan, andai pun PSI dan Kaesang berkoalisi mendukung Ganjar, maka juga tidak akan dilibatkan optimal oleh PDIP. Tujuannya, agar PSI tidak terdongkrak perolehan suara, bahkan kursi di pemilu 2024.

        Baca Juga: Politisi PDIP soal Kaesang Jadi Ketum PSI: Ada Proses Pengarbitan

        "Karena bersama Ganjar dan PDIP, PSI dengan PDIP sesama ideologi nasionalis dan juga kekuatan di Jawa Tengah antara Ganjar dan Kaesang. Artinya Kaesang bisa memperoleh dampak positif, PDIP bisa jadi turun suaranya, ini tentu diperhitungkan," Efriza menandaskan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: