Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gobel: Pertahanan Terakhir Indonesia Ada di Desa

        Gobel: Pertahanan Terakhir Indonesia Ada di Desa Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel, mengatakan, ekonomi desa dan ketahanan budaya di desa merupakan fondasi kekuatan ekonomi nasional dan ketahanan budaya bangsa.

        “Indeks Desa Membangun harus menempatkan indikator ekonomi sebagai unsur utamanya. Namun ketahanan budaya di desa harus menjadi penopangnya. Karena itu, dulu Jenderal M Jusuf selalu mengatakan bahwa pertahanan terakhir bangsa berada di desa sehingga desa harus dijaga jangan sampai rusak,” ungkap Gobel, Sabtu (21/10).

        Baca Juga: Bangun SDM di Desa-desa, Riota Jaya Lestari Salurkan Beasiswa di Kolaka Utara

        Hal itu disampaikan Gobel saat berdialog dengan para kepala desa di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, di Hotel Aston, Gorontalo. Acara bertajuk Workshop Evaluasi Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Desa Tahun 2023 Kabupaten Bone Bolango itu dihadiri Bupati Bone Bolango Hamim Pou dan Wakil Bupati Bone Bolango Merlan S Uloli. Hadir pula para pejabat dari Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal dan pejabat dari BPKP.

        Sesuai panduan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDT) tentang Indeks Desa Membangun (IDM), ada tiga indikator untuk membangun kemajuan suatu desa. Pertama, indeks ketahanan sosial yang mengukur soal pendidikan, kesehatan, media sosial, dan permukiman.

        Kedua, indeks ketahanan ekonomi, yang mengukur keragaman produksi masyarakat, akses ke pusat perdagangan dan pasar, akses logistik, akses perbankan dan kredit, dan keterbukaan wilayah. Ketiga, indeks ketahanan ekologi/lingkungan, yang mengukur kualitas lingkungan, bencana alam, dan tanggap bencana.

        Berdasarkan tiga indikator itu, maka desa dibedakan ke dalam lima golongan: Mandiri, Maju, Berkembang, Tertinggal, dan Sangat Tertinggal.

        Berdasarkan hal itu, maka Kabupaten Bone Bolango pada 2016 tak memiliki Desa Mandiri dengan 95 Desa Tertinggal dan 10 Desa Sangat Tertinggal. Namun pada 2023 sudah berubah drastis, yaitu 40 Desa Mandiri dengan tidak ada Desa Sangat Tertinggal dan tidak ada Desa Tertinggal. Sisanya adalah 88 Desa Maju dan 88 Desa Berkembang.

        “Saya memuji Kabupaten Bone Bolango atas prestasi ini. Namun saya bertanya-tanya, karena saya juga punya data dan juga menemukan di lapangan, angka-angka bagus tadi tak tecermin di lapangan. Kami mendapati penduduk Bone Bolango masih tetap miskin,” ujar Gobel.

        Berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di Bone Bolango masih sangat tinggi yaitu 15,51 persen per Oktober 2023 ini. Tingkat kemiskinan ini masih lebih tinggi daripada angka kemiskinan nasional yang 9,36 persen.

        Baca Juga: Gus Halim Diskusi Bareng China, Nilai Dana Desa Wujud Nyata Pembangunan Merata

        “Provinsi Gorontalo terawat dengan baik tingkat kemiskinannya. Relatif stabil di peringkat nomor lima di Indonesia. Kita memerlukan perubahan untuk memajukan Gorontalo dan menyejahterakan masyarakat Gorontalo. Karena itu politik saya adalah politik pembangunan dan politik kesejahteraan tanpa membeda-bedakan partai dan pemilih saya atau bukan. Fokus saya adalah Gorontalo dan rakyat Gorontalo,” tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: