Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kerja Sama Amerika Serikat-Vietnam Sangat Fantastis! Peneliti Soroti CSP Indonesia-AS, Ada Apa?

        Kerja Sama Amerika Serikat-Vietnam Sangat Fantastis! Peneliti Soroti CSP Indonesia-AS, Ada Apa? Kredit Foto: Reuters/G20 Indonesia Media Center/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kerja sama internasional Vietnam-Amerika Serikat (AS) dinilai lebih kuat dibandingkan dengan Indonesia-AS.

        Habib menjelaskan perbedaan antara Indonesia dan Vietnam dalam hubungan dengan AS berkaitan dengan Comprehensive Strategic Partnership (CSP).

        “Pertama jelas lebih konkret, kalau selama ini kita dengar Indonesia berambisi untuk mengembangkan semi konduktor, CSP AS ke Vietnam lebih konkret dalam hal ada inisiatif tertentu yang disebutkan adanya mengembangkan tenaga kerja semi konduktor di Vietnam itu sendiri, bahkan AS dari sektor publiknya memberikan pendanaan awal sebesar dua juta dollar dengan Vietnam,” ujar Dandy dalam CSIS Media Briefing “Menelaah Hasil Pertemuan Bilateral Presiden Jokowi dan Presiden Biden”, Kamis (16/11/23).

        Kedua, lanjut Habib, Vietnam jauh lebih spesifik dari segi kurun waktu. Menurutnya mekanisme dialog yang disebutkan dalam CSP Vietnam-AS di antaranya kementerian luar negeri mereka, kemudian dialog soal HAM, dan mekanisme yang digunakan adalah tahunan. Sedangkan CSP Indonesia-AS masih menekankan regular yang artinya bisa lebih sering atau bisa lebih jarang, tidak ada komitmen spesifik dari kurun waktu.

        Baca Juga: Anies Baswedan-Cak Imin Unggul di Kriteria Pemimpin Pintar dan Taat Beragama

        “Ketiga, CSP Vietnam jauh diwarnai oleh partisipasi swasta AS dibandingkan CSP Indonesia itu sendiri. Di situ disebutkan banyak sekali perusahaan AS yang melakukan relokasi beberapa bagian rantai pasokannya ke Vietnam, membuka misalnya pusat penelitian, manufaktur, perusahaan teknologi yang jadi rebutan,” jelasnya.

        Sebelumnya, Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Dandy Rafitrandi mengungkapkan kerja sama Indonesia-AS kalah dibandingkan yang dilakukan Vietnam-AS. Meski secara ekspor ke Amerika Serikat meningkat dua kali lipat kurun waktu 2012 ke 2022, angka Vietnam-AS disebut lebih besar.

        “Ekspor mereka (Vietnam) ke AS dari 2012 ke 2022 meningkat 5 kali lipat jadi magnitude-nya sudah sangat berbeda kalau kita bisa membandingkan dengan Vietnam,” jelasnya.

        Kuatnya hubungan Vietnam-AS menurut Dandy bukan hal yang instan karena sudah ada hubungan bilateral perjanjian perdagangan sejak 2001. Menurutnya kerja sama ini merupakan fondasi cukup siginifikan dalam membangun perdagangan dan juga investasi bilateral dua negara.

        Lanjut Dandy, Vietnam punya manajemen tata kelola perdagangan internasional serta fasilitasi perdagangan yang lebih baik dari Indonesia. Dari sisi investasi, Investor AS di Indonesia masih terkonsentrasi pada sektor tradisional seperti migas dan pertambangan.

        “Kalau kita bandingkan dengan Tiongkok 10 tahun terakhir ini cukup agresif bukan hanya primary sector, mereka masuk ke infrastruktur, padat karya. Kita bisa lihat sekarang sudah ada landmark invesment dari Tiongkok yang bisa kita lihat seperti Kereta Cepat Jakarta Bandung, kalau jepang MRT. Kalau AS apa? Freeport terlalu kelamaan,” jelasnya.

        Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, pada Senin (13/11/2023).

        Jokowi mengungkapkan bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu mitra terpenting bagi Indonesia. Oleh sebab itu, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kemitraan antarkedua negara menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP).

        “Namun yang paling penting adalah kita harus benar-benar mengartikannya karena bagi Indonesia kerja sama ekonomi adalah prioritas, termasuk dalam masalah rantai pasok,” kata Jokowi dikutip dari laman setkab.go.id.

        Melansir laman kemlu.go.id, berikut Beberapa hasil penting pertemuan tersebut: 

        Pertama, Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk meningkatkan status hubungan bilateral dari strategic partnership menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP).  

        CSP Indonesia – Amerika Serikat akan menjadi pondasi kuat untuk penguatan kerjasama bilateral, terutama di bidang ekonomi. 

        Baca Juga: Survei Polmatrix: Dibekingi Suara Jokowi, Prabowo-Gibran Bisa Menang Satu Putaran!

        Kedua, secara prinsip, disepakati pentingnya penguatan kerja sama mineral kritis. Untuk itu akan dibentuk rencana kerja (work plan) menuju pembentukan Critical Mineral Agreement (CMA).  

        Jika CMA sudah dimiliki maka Indonesia akan dapat menjadi pemasok kebutuhan baterei EV di Amerika Serikat, secara berkesinambungan, untuk jangka panjang. 

        Ketiga, kedua pemimpin sepakat pentingnya segera diimplementasikan Just Energy Transition Partnership atau JETP.  

        Presiden RI menyampaikan agar Amerika Serikat dapat mendukung upaya mempercepat transisi energi Indonesia, termasuk program Early Retirement PLTU & pengembangan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan Indonesia. 

        Keempat, Indonesia telah terpilih sebagai salah satu mitra International Technology Security and Innovation Fund dari Amerika Serikat. Hal ini akan membuka jalan bagi penguatan rantai pasok semi konduktor. 

        Kelima, untuk meningkatkan perdagangan, Presiden mengingatkan pentingnya perpanjangan Generalized System of Preferences (GSP) untuk Indonesia. 

        Keenam, Amerika Serikat menyampaikan komitmen memberikan dukungan terhadap aplikasi Indonesia untuk menjadi anggota OECD. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: