Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Baswedan Sebut Ulama Bagaikan Keluarga Sendiri: Bukan Hanya Panutan, Tapi Referensi

        Anies Baswedan Sebut Ulama Bagaikan Keluarga Sendiri: Bukan Hanya Panutan, Tapi Referensi Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Calon Presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengungkapkan ulama dianggapnya bagai keluarga sendiri. Hal ini ia sampaikan di acara Ijtima Ulama di Az Zikra Bogor pada Sabtu (18/11/23).

        Anies yang ditemani cawapresnya Muhaimin Iskandar mengaku merasa terhormat dengan undangan yang diberikan.

        “Sebuah kehormatan diundang hadir dalam sebuah ijtima ulama dan tokoh nasional karena bagi kami ulama kiai, habaib bukan hanya panutan, tapi juga referensi dan ini bagai keluarga sendiri,” ungkap Anies dalam sambutannya dilihat live di kanal Youtube Islamic Brotherhood TV, Minggu (18/11/23).

        Baca Juga: Jusuf Kalla (JK) Bakal Dukung Capres yang Cinta Masjid, Kubu Anies Baswedan: Artinya yang Ahli Ibadah

        “Hari ini kami datang dan hadir bukan sekadar sebagai capres-cawapres tapi kami berdua adalah murid dari kiai, alim ulama yang selama ini menuntut ilmu, hadir untuk mendapatkan petunjuk nasihat dan alhamdulillah kami dapat kesempatan untuk berbagi sedikit yang telah dibekalkan ke kami,” tambahnya.

        Anies menegaskan ulama merupakan partner umaro yang harus dirangkul dalam menjelankan pemerintahan.

        Anies juga mengungkapkan ia berkomitmen melibatkan ulama dana pengambilan keputusan dalam pemerintahan.

        “Alim ulama adalah mitra dari umaro bukan sebagai lawan apalagi musuh, justru jadi tempat di mana kita mendapatkan nasehat petunjuk, berkonsultasi, dan ini adalah prinsip sebagaimana ketika gus Muhaimin ambil keputusan ia selalu mengumpulkan ulama bertanya berkonsultasi baru langkah diambil,” jelasnya.

        Anies Baswedan dalam lanjutan sambutannya menyampaikan ia dan Cak Imin menawarkan padangan satu kemakmuran dan satu keadilan.

        Hal ini menurutnya merupakan pelengkap dari sejarah panjang Indonesia sampai berdiri saat ini yakni Satu bangsa, satu negara, satu kesatuan, satu tanah-air.

        “Kami berdua membawa visi yang berikutnya, Indonesia harus satu kemakmuran. Karena kalau kita tidak satu kemakmuran akan terjadi ketimpangan luar biasa. Yang buat negara bersatu atau tidak apabila kita merasakan satu kemakmuran dan keadilan,” jelasnya.

        Anies mengungkapkan demikian karena menurutnya ketimpangan Indonesia benar adanya. Sebagai contoh ia menyinggung indeks pembangunan manusia antara Jawa-Sumatera dengan daerah lainnya yang menurutnya tak merata.

        “Jawa-Sumatera putih, sisanya kuning, Indeks pembangunan manusia di Jawa dan Sumatera tahun 2013 adalah 69. Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, dll indeksnya 69 pada 2023 artinya mereka tertinggal 10 tahun dari Jawa dan Sumatera, jedanya selisihnya 10 tahun,” jelas Anies.

        Baca Juga: Perang Dingin Megawati dan Jokowi Buka Kemungkinan Anies dan Ganjar Bersatu Pada Putaran Kedua Pilpres

        Sementara Ketua Pelaksana Ijtima Ulama 2023 Muhyidin Junaidi menyampaikan saat ini di Indonesia terjadi fenomena sumber daya alam yang sangat kaya hanya dinikmati segelintir orang saja.

        Karenanya Muhyidin berharap ke depannya presiden baru bakal bisa mengubah kondisi yang ada saat ini untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

        “Sumber daya alam tersebut sampai saat ini hanya baru dinikmati oleh segelintir anak-anak bangsa, segelintir penguasa, segelintir orang kaya. Oleh karena itu mudah-mudahan ke depan dengan presiden yang baru kekayaan ini akan dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia,” jelas Muhyidin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: