Jubir Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Eva Kusuma Sundari menyayangkan pernyataan kontroversial yang baru-baru ini dilontarkan oleh Mahfud MD.
Dirinya keheranan dengan ucapan salah satu menteri dalam kabinet tersebut yang menyebut suami yang korupsi karena istrinya tak baik. Hal ini berpotensi menimbulkan prasangka buruk hingga sikap mesoginis di Indonesia.
Baca Juga: Pertamina Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Indonesia
“Pendapat Pak Mahfud bias gender dan seksis cerminan mesoginis (pembenci perempuan). Ini menyedihkan karena beliau bicara berdasar prasangka buruk seperti ungkapan bahwa perkosaan adalah karena dipicu kegenitan perempuan, atau perempuan sumber maksiat,” kata Eva, Senin (18/12).
Eva menilai, ucapan tersebut mencerminkan khas masyarakat patriarkhi yang percaya superioritas laki-laki dan mengkelasduakan perempuan. Di sisi lain, data korupsi bahwa pelaku korupsi terbesar juga sebenarnya adalah laki-laki, karena laki-laki mendominasi posisi strategis yang memberi kesempatan untuk korupsi.
“Perempuan bukan pelaku dan bahkan korban laki-laki yang korup tetapi kemudian disalahkan. Laki-laki, yang korup itu ya karena salahnya laki-laki sendiri: lemah iman, pengecut lagi (nyalahkan istri) padahal korupsi kebanyakan motifnya keserakahan misalnya atas harta, tahta, wanita,” tegas Eva.
Ia melanjutkan, tuduhan Mahfud pada istri merupakan tuduhan lucu, karena laki-laki juga minta posisi kepemimpinan dalam keluarga (atas istri dan anak). Korupsi cermin kegagalan kepemimpinan diri laki-laki.
Baca Juga: Merajalelanya Budaya Sogokan, Ini Solusi Ganjar-Mahfud
“Ketika gagal kok tidak tanggung jawab dan malah cari kambing hitam? Yang punya kesempatan dan desire to corrupt itu ya laki-laki, bukan perempuan,” jawab Eva.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar