Sektor properti memegang peran kunci untuk menggerakkan perekonomian Indonesia sekaligus memberikan multiplier effect bagi industri pendukung serta menyerap tenaga kerja. Lantas, bagaimana kontribusi Paradise Indonesia terhadap ekonomi dan lapangan kerja?
Dewan Pengurus Pusat (DPP) Real Estate Indonesia (REI) mencatat sektor properti telah berkontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp2.349 triliun atau sekitar 14,6 persen selama periode tahun 2018-2022. Selain kontribusi terhadap PDB, DPP REI mencatat sektor properti telah memberi kontribusi besar terhadap pembukaan lapangan kerja.
Sekretaris Jenderal DPP REI, Raymond Ardan Arfandy, mengatakan sektor properti telah menghasilkan penerimaan pajak sebesar Rp185 triliun atau sekitar 9,26 persen dari seluruh penerimaan pajak negara selama periode 2018-2022.
“Kontribusi sektor properti terhadap PDB nasional sebesar Rp2.349 triliun atau sekitar 14,6 persen pada tahun 2018-2022,” katanya di Jakarta, akhir November lalu.
DPP REI mengharapkan kontribusi properti terhadap PDB Indonesia bisa lebih besar lagi agar sektor ini bisa menjadi faktor pengungkit pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut tentu sangat mungkin terwujud. Apalagi, apabila kontribusi sektor properti Tanah Air dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang mencatat kontribusi terhadap PDB di atas 20 persen.
Salah satu perusahaan properti yang cukup aktif dalam menggerakkan roda perekonomian ialah PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) atau Paradise Indonesia. Pada tahun 2022 Paradise Indonesia sukses mencatatkan jumlah nilai ekonomi yang dihasilkan atau pendapatan perseroan sebesar Rp955,5 miliar.
Jumlah nilai ekonomi yang dihasilkan pada tahun 2022 tersebut merupakan pendapatan tertinggi sepanjang masa bagi perseroan. Pendapatan tersebut tercatat melonjak sebesar 123,7 persen apabila dibandingkan dengan capaian perseroan pada tahun 2021 sebelumnya.
Selain itu, Paradise Indonesia mencatatkan kontribusi positif berupa pembayaran pajak final sebesar Rp45,04 miliar pada tahun 2022. Pembayaran pajak final tersebut meningkat sebesar 76,12 persen apabila dibandingkan dengan torehan pada tahun 2021.
Dari sisi kontribusi sosial INPP menorehkan kenaikan jumlah karyawan sebesar 30 persen pada tahun 2022 menjadi 991 orang dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebanyak 762 orang. Dari total karyawan sebanyak 991 orang, sekitar 32,7 persen merupakan wanita atau sebanyak 324 orang.
Pada tahun 2023 ini Paradise Indonesia masih agresif melanjutkan project pembangunan Antasari Place di Jakarta dan Hyatt Place di Makassar. Diharapkan, project-project tersebut dapat semakin menggerakkan roda perekonomian sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Membuka Lapangan Kerja
Untuk mengetahui manfaat langsung atas kontribusi ekonomi dan sosial INPP, Warta Ekonomi melakukan liputan lapangan ke project Antasari Place di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Warta Ekonomi mencatat project Antasari Place memberi sumbangsih besar terhadap pembukaan lapangan kerja bagi pekerja di INPP dan sektor pendukung.
Ribuan tenaga kerja terlibat dalam project ini, mulai dari perancangan, pembangunan konstruksi, hingga akhirnya properti tersebut dapat difungsikan sebagaimana peruntukannya.
Firmansyah, salah satu pekerja di project Paradise Indonesia, menyampaikan bahwa dirinya dilibatkan dalam proyek tersebut sejak tahun 2022. Sebagai orang yang berkecimpung di dunia konstruksi selama sepuluh tahun, Firmansyah mengamini bahwa proyek pembangunan Antasari Place milik Paradise Indonesia ini membuka lapangan pekerjaan yang besar dan sangat membantu para pekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.
“Dari staf sampai pekerja ini jadi ada pekerjaan. Di sini banyak yang terlibat,” tutur Firmansyah saat ditemui Warta Ekonomi di lokasi proyek Antasari Place, Jakarta, 19 Desember 2023.
Ia menambahkan, tak kurang dari 1.000 pekerja lebih dilibatkan dalam pembangunan Antasari Place ini. Angka tersebut terdiri atas beberapa tim yang berbeda dengan jumlah pekerja yang berbeda pula. Selain itu, angka jumlah pekerja dari para vendor di project ini juga cukup besar.
“Dari tim saya sendiri ada 50 orang. Jadi memang peluang pekerjaan yang ada di sini sangat besar sekali,” tambahnya.
Salah satu kepala tim di project Paradise Indonesia, Sutarjo, mengatakan hal yang senada. Bahkan, menurutnya terbukanya lapangan kerja hanya salah satu dari banyaknya dampak positif dari pembangunan Antasari Place. Sedikitnya ada dua dampak positif turunan lain dari proyek ini, yaitu lapangan usaha bagi warung makan di sekitar lokasi dan usaha rumah kontrakan bagi para pekerja.
Sosok yang telah bekerja selama 15 tahun di sektor proyek pembangunan itu mengatakan, pemilik usaha warung sangat diuntungkan dengan kehadiran proyek Antasari Place ini. Pasalnya, para pekerja pasti membutuhkan banyak hal, mulai dari minuman, snak, hingga makanan berat.
“Di mana ada warung di lingkup proyek, pasti akan ramai, seperti pesan mie, es, kopi, dan makan. Jadi banyak diuntungkan,” kata Sutarjo.
Dengan semakin ramainya pekerja proyek, lanjutnya, pemilik usaha warung dapat menambah variasi dagangan dari yang awalnya hanya satu jenis menu makanan menjadi lebih beragam.
“Awalnya mungkin hanya warung kecil yang jual jajanan. Begitu kedatangan orang proyek, jualannya ditambah,” ungkapnya lagi.
Benar saja, selama tim Warta Ekonomi mengamati di lokasi, warung yang berada tepat di sebelah proyek Antasari Place ini selalu ramai didatangi oleh para pekerja, terutama di saat jam makan siang. Pemilik warung pun terlihat sibuk meladeni para pelanggannya. Kesibukan dan keramaian pembeli dari para pekerja proyek ini diakui terjadi setiap hari.
"Iya, selalu ramai kayak gini," ungkap pemilik warung menjawab singkat pertanyaan Warta Ekonomi.
Selain usaha warung, Sutarjo mengatakan bahwa dampak positif dari project Antasari Place juga dirasakan bagi lingkungan sekitar, khususnya pemilik usaha rumah kontrakan. Sebab, pekerja proyek yang jumlahnya banyak itu tentu membutuhkan tempat tinggal untuk beristirahat.
“Sebagian ada yang dibuatkan bedeng di belakang proyek, tapi hanya sekitar 20%. Nah, yang 80% itu tidur di luar proyek, menyewa rumah kontrakan di daerah dekat sini,” jelas Sutarjo.
Sutarjo menuturkan, para pekerja proyek, termasuk dirinya, difasilitasi tempat tinggal oleh PT masing-masing. Dan, pemberian fasilitas tempat tinggal itu tentunya melibatkan masyarakat lokal setempat yang lokasinya dekat dengan proyek. Ia memisalkan, dari satu PT saja setidaknya akan menyewa lima kontrakan dengan biaya Rp2 juta per bulan sehingga total mencapai Rp10 juta per bulan.
“Itu baru dari satu PT dan di sini banyak PT-nya. Itu contoh pendapatan masyarakat lokal dari segi kontrakan,” tegas Sutarjo.
Building Tomorrow
Komitmen Paradise Indonesia untuk terus menggerakkan roda perekonomian dan membuka lapangan kerja di Indonesia sangat tinggi. Hal tersebut tercerminkan dari rencana INPP untuk terus memperluas ekspansi bisnis dengan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai hingga Rp800 miliar pada tahun 2024 mendatang.
Selain proyek apartemen Antasari Place di Jakarta dan hotel Hyatt Place di Makassar, INPP juga berencana akan melakukan perluasan 23 Paskal Shopping Center di Bandung dan pengembangan proyek mall komersial di mall komersial di Semarang.
Presiden Direktur INPP Anthony Prabowo Susilo menegaskan Paradise Indonesia memiliki target pertumbuhan aset hingga 15 persen setiap tahun dalam jangka waktu lima tahun mendatang.
“Kami targetkan pertumbuhan aset bisa 10 persen hingga 15 persen setiap tahun,” ujar Anthony.
Dalam mengerjakan berbagai macam project Paradise Indonesia memperhatikan aspek keberlanjutan dengan cara menerapkan prinsip-prinsip ESG sejak tahap perencanaan pembangunan, pembukaan lahan, operasional atau penggunaan oleh konsumen, hingga tahap perawatan properti.
Paradise Indonesia juga berencana untuk melakukan sertifikasi green building dengan komposisi sebesar 30 persen dari total portofolio unit bisnis perusahaan dalam waktu dua sampai tiga tahun ke depan.
Saat ini INPP bersama anak perusahaan memiliki dan mengelola beragam portofolio properti mulai dari hotel, pusat perbelanjaan, hingga apartemen. INPP memiliki 13 hotel di Jakarta, Bali, Batam, dan Yogyakarta, serta mengoperasikan enam pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Bali.
Penulis: Cahyo Prayogo
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: