Pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia atau KedaiKOPI Hendri Satrio (Hensat) menilai Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto terbebani tuntutan 'harus bagus' ketika tampil dalam debat ketiga capres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu (7/1/2024).
Hal itu, lanjut Hensat, tak terlepas dari posisinya sebagai Menteri Pertahanan, yang dianggap lebih mengerti tentang pertahanan dibandingkan dua capres lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
"Akibatnya pak Prabowo sangat sibuk menangkis apa yang ditanyakan Ganjar dan Anies, dengan menggunakan argumen 'data itu salah', atau 'data itu keliru'," ungkap Hensat, Senin (15/1/2024).
Akhirnya, sambung Hensat, jawaban-jawaban Prabowo terlihat kosong dalam debat tersebut.
Akademisi Universitas Paramadina itu mencontohkan, jawaban-jawaban Prabowo yang kosong itu seperti 'Indonesia harus besar', 'pertahanan Indonesia harus kuat', dan 'Indonesia harus non blok'.
"Itu khan menurut saya, jawaban-jawaban yang sangat normatif dan standar, jauh dari cerminan kualitas Prabowo yang tahu Pertahanan dan Keamanan," ungkap Hensat.
Seperti diketahui, banyak kalangan menilai Capres Prabowo Subianto kewalahan menghadapi pertanyaan dan sanggahan dari Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di debat ketiga Capres.
Banyak kalangan, termasuk netizen yang menganggap Prabowo kalah debat karena hanya menangkis serangan yang dilakukan capres lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: