Country Head Indonesia Rystad Energy, Sofwan Hadi menilai, diperlukan insentif untuk bisa memastikan keekonomian proyek minyak dan gas bumi (Migas) ke depan.
Menurutnya, pendekatan Indonesia terhadap insentif fiskal telah cukup efektif. Pengenalan Simplified Gross Split PSC menjadi bukti dedikasi pemerintah untuk membuat proyek migas yang ada saat ini lebih menarik.
"Memasukkan insentif dengan basis waktu akan berdampak signifikan pada realisasi proyek," ujar Sofwan dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (25/1/2024).
Baca Juga: Indonesia Bisa Jadi Penyedia Energi Dunia
Selain itu, keleluasaan yang diberikan pemerintah kepada KKKS terkait pilihan PSC Gross Split atau kembali ke PSC Cost Recovery, cukup menarik.
Menurutnya, kehadiran teknologi baru dalam sektor eksplorasi, produksi, dan pengolahan gas bumi di Indonesia juga dinilai sangat penting.
Partisipasi perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki keahlian dalam bidang Enhanced Oil Recovery (EOR), Carbon Capture and Storage (CCS), dan teknologi di area deepwater sangat diperlukan.
"Pengembangan proyek gas bumi yang sukses, sangat penting untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dan memastikan pasokan stabil untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri," ucapnya.
Baca Juga: Pengoptimalan Energi Panas Bumi Bakal Memberikan Dampak Positif ke Ekonomi
Dalam konteks ketegangan politik global saat ini, produksi gas domestik yang dimiliki Indonesia juga menjadi hal sangat penting.
"Indonesia sebaiknya tidak melewatkan peluang untuk menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar transisi dan untuk mengembangkan CCS hub,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: