Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BSI Bidik Tambang Bawah Tanah, Ogah Gagal Produksi Emas Lagi

        BSI Bidik Tambang Bawah Tanah, Ogah Gagal Produksi Emas Lagi Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Subholding Merdeka Copper Gold (MCG), PT Bumi Suksesindo (BSI) mengatakan kandungan emas di Tambang Emas Tujuh Bukit Banyuwangi ditahun 2023 lalu klaim bahwa produksi emas bisa mencapai 129.000 ounces, jumlah itu meningkat dibandingkan 2022 sebanyak 125.000 ounces. Namun demikian, tambang emas milik swasta ini ditahun 2017 lalu juga alami penurunan yang hanya mampu menghasilkan 3  hingga 4 gram emas per 1 ton ore (batuan/bijih yang ditambang), kini hanya sekitar 0,8 gram emas per 1 ton ore.

        Heap Leach Operation Head PT BSI Hariadhi Anjar Kusuma mengungkapkan, walaupun tahun 2023 bisa memproduksi mencapai 129.000 ounces namun tahun 2024 ini akan mengalami penurunan akibat sistem open pit (lubang terbuka ) alami masalah.

        Baca Juga: MIND ID Terima Penghargaan Atas Kinerja Komunikasi di Sektor Energi dan Pertambangan

        “Kami memproyeksi produksi emas tahun ini akan terjadi penurunan menjadi 121.000 ounce. Karena tambang dengan sistem open pit memang bakal makin susah karena semakin dalam lapisan tanah yang kami gali,” jelas Hariadhi di Banyuwangi kemarin.

        Meski akan menurun produksi emas BSI saat ini tengah dalam transisi dari sistem pertambangan open pit alias pertambangan terbuka menjadi pertambangan bawah tanah, tepatnya untuk menggali potensi batuan yang mengandung tembaga atau Tambang Tembaga Bawah Tanah.

        Menurutnya penambangan bisa menggali tanah untuk mencari ore, lalu dipindah ke heap leach untuk dialiri air agar mineral mulia terpisah dengan tanah dan batuan lainnya. Setelah itu kata dia, emas dan perak akan diserap oleh karbon aktif agar nantinya dijadikan satu batangan yang disebut dore bullion. Bahan tersebutlah yang akhirnya di murnikan di Antam.

        Sementara itu General Manager BSI, Roelly Franza menambahkan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan uji kelayakan dalam peralihan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah.

        Baca Juga: Quotient TV Tayang, Duet Kamarudin dan Alvin Lim Membela Korban Begal Saham Tambang

        "Ada 4 uji kelayakan yang sedang kami lakukan. Pertama layak secara teknologi, layak secara ekonomi, layak secara masyarakat dan ke-empat layak secara lingkungan. Keempat poin itu harus terpenuhi semuanya, kalau ada satu poin saja yang tidak terpenuhi maka uji kelayakan tidak akan diterima,” ujarnya.

        Dia menambahkan, dengan perubahan sistem tersebut, otomatis perusahaan akan fokus untuk menambang tembaga. Sedangkan emas dan perak hanya akan menjadi produk sampingan. Harapannya, tambang bawah tanah bisa berproduksi pada 2027 nanti.

        Baca Juga: Metode Menghitung Kerugian Negara Atas Kerusakan Lingkungan di Pertambangan Dipertanyakan

        Perlu diketahui, produksi tambang tembaga bawah tanah yang berada di bawah tambang emas Tujuh Bukit - Banyuwangi diproyeksikan bisa menambah produksi tembaga di Indonesia sebesar 10%  hingga 15%.

        Proyek yang masih dalam tahap studi dan tahap pembukaan jalur terowongan sepanjang 1,8 Km itu juga diperkirakan bisa beroperasi selama 20 - 30 tahun, serta akan menjadi tambang tembaga terbesar ketiga setelah Freeport dan Batu Hijau di Sumbawa NTB.

        Baca Juga: Kena Mental Karena Hilirisasi Nikel, Sejumlah Tambang Nikel Dunia Tutup

        Tambang tembaga ini mengandung sumber daya mineral sebanyak 1,71 miliar ton dengan kadar tembaga 0,47%, dan emas 0,50 g/t, yang mengandung sekitar 8,1 juta ton tembaga, dan 27,4 juta ounces emas (termasuk 443 juta ton sumber daya terindikasi dengan kadar tembaga 0,60% dan emas 0,66 g/t.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: