Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        HAPI Soroti Robohnya Bangunam SMA di Kabupaten Bogor

        HAPI Soroti Robohnya Bangunam SMA di Kabupaten Bogor Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Robohnya atap di SMA 1 Ciampea Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu salah satu penyebabnya adalah karena proses konstruksi yang kurang baik dilakukan oleh tukang.

        Ketua DPP Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI), Muhammad Soleh, mengatakan para tukang atau tenaga aplikator didorong untuk memiliki pengetahuan yang terampil. Sehingga nantinya tercipta konstruksi bangunan yang aman dan berkualitas. jika para tukang tidak terampil dan tidak memiliki pengetahuan yang baik, nantinya bisa berdampak buruk pada pengerjaan konstruksi.

        “Ketika atap tidak dilakukan dengan baik resikonya bisa kematian seperti yang terjadi di SMK Ciampea Kabupaten Bogor alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” kata Muhammad Soleh kepada wartawan di Bandung, Kamis (22/3/2024).

        Menurutnya kejadian di SMA 1 Ciampea, Kabupaten Bogor menjadi perhatian dan keprihatinan para stakeholder di bidang konstruksi bangunan. 

        Agar kejadian tersebut tidak terulang lagi, maka dari itu HAPI salah satu asosiasi tenaga kerja terampil menghimbau untuk menggunakan yang sesuai standar, apakah itu produknya, perencanaan, apakah itu pemasangnya.

        Baca Juga: Dirjen Kekayaan Intelektual Berharap Peningkatan Indikasi Geografis Jawa Barat Meningkat

        “Kalau pemasangan atau petukangan minimal memiliki sertifikatlah, minimal pelatihan dan lebih bagus lagi punya sertifikat kompetensi kerja yang dikeluarkan oleh pemerintah,” ungkapnya.

        Adapun, Ketua Umum INKINDO (Ikatan Nasional Konsultan Indonesia) Jawa Barat Ugan Djuanda, mengatakan tentang pentingnya penggunaan jasa konsultan yang profesional sebelum membangun sebuah bangunan.

        Pentingnya pelaksana atau pemasang, karena sebaik apapun produk, perencanaan tetapi ketika di lapangan dipasang oleh tukang yang tidak kompeten bisa saja menyalahi gambar.

        “Menurut saya pelaksana atau pemasang juga memegang peranan penting dan kunci utama dari pemasangannya walaupun memang awalnya dari perencanaan. Kalau perencananya keliru pelaksanaanya juga keliru. Saling kaitlah satu sama lain sama-sama penting,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel:

        Berita Terkait