Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Didesak Ambil Langkah Efektif Atasi Kasus DBD yang Meroket

        Pemerintah Didesak Ambil Langkah Efektif Atasi Kasus DBD yang Meroket Kredit Foto: (Foto: Shutterstock)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia jadi sorotan Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani.

        Netty mengungkapkan keprihatinan dengan kasus DBD yang menurutnya sudah masuk kategori darurat.

        Sejak awal tahun hingga 11 Maret 2024, kasus DBD di Indonesia mencapai 27.852 kasus, naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

        “Pasien DBD membludak di rumah sakit. Pemerintah harus sigap menyiapkan faskes, obat-obatan dan nakesnya. Jangan sampai pasien tidak tertangani dengan baik,” kata Netty, Sabtu, (23/03/24), dikutip dari laman fraksi.pks.id.

        Dengan situasi yang demikian, Netty meminta pemerintah segera mengambil langkah dan kebijakan yang efektif untuk menurunkan angka DBD di Indonesia karena jumlah kematian akibat DBD di daerah-daerah meningkat.

        Kampanye nasional Program Pemberantasan Sarang Nyamuk, lanjut Netty, harus terus digalakkan.

        “Bahkan angka pasien anak-anak juga meningkat,” tambahnya.

        “Pemerintah perlu meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti, vektor penyebab DBD, seperti melalui larvasida dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.

        Baca Juga: Langkah Cerdas Pemprov Jabar Atasi Wabah DBD

        Legislator dari daerah pemilihan Cirebon-Indramayu ini juga mendorong pemerintah untuk meningkatkan surveilans dan monitoring.

        “Diperlukan sistem surveilans yang lebih efektif untuk memantau kasus DBD secara real-time, termasuk deteksi dini, pelaporan kasus, dan pemantauan perkembangan epidemiologi DBD di berbagai wilayah.

        Masyarakat, kata Netty juga masih rentan terkena DBD karena kurangnya edukasi.

        “Pemerintah perlu meningkatkan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara mencegah DBD, seperti mengurangi tempat perindukan nyamuk, menggunakan kelambu, dan menghindari gigitan nyamuk pada waktu-waktu tertentu,” katanya.

        “Pemerintah juga perlu memastikan ketersediaan vaksinasi Dengue untuk melindungi masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, dari infeksi DBD,” tambahnya.

        Terakhir, Netty meminta pemerintah untuk mengandeng masyarakat dalam pencegahan DBD.

        “Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam upaya pencegahan DBD melalui program-program partisipatif seperti gotong royong membersihkan lingkungan dan monitoring sarang nyamuk secara intens oleh para jumantik,” katanya.

        Mengutip laman p2p.kemkes.go.id, tercatat per 1 Maret 2024 terdapat hampir 16.000 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan 124 kematian.

        Kasus DBD terbanyak tercatat terjadi di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak Keadaan ini diperkirakan terus berlanjut sampai bulan April seiring dengan musim hujan setelah El nino.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: