Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terbesar di Asia Tenggara, PLTGU Jawa-1 Siap Beroperasi Penuh

        Terbesar di Asia Tenggara, PLTGU Jawa-1 Siap Beroperasi Penuh Kredit Foto: PLN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dengan kapasitas 1760 MW akhirnya siap beroperasi secara penuh setelah melewati serangkaian tes seperti plant reliability run & net dependable capacity test tepat pada Jumat kemarin (29/3). Dengan dilewatinya rangkaian proses tersebut, nantinya Indonesia akan resmi memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi dengan regasification system.

        PLTGU Jawa-1 dikelola oleh PT Jawa Satu Power (JSP) yang dimiliki oleh konsorsium antara Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dengan kepemilikan 40 persen, Marubeni 40 persen, dan Sojitz 20 persen. 

        CEO Pertamina NRE John Anis menyatakan apresiasi kepada seluruh jajaran manajemen dan perwira JSP atas dedikasi dan kerja keras yang luar biasa dalam menyelesaikan mega proyek ini. Ia juga menyebut bahwa dengan semua keunikan instalasinya, PLTGU Jawa-1 bisa menjadi salah satu pilar transisi energi yang menjadi kebanggaan Pertamina maupun Indonesia.

        Baca Juga: Pemerintah Tahan Tarif Listrik April - Juni 2024

        Untuk diketahui, PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit Listrik yang mengintegrasikan floating storage and regasification unit (FSRU) dengan unit pembangkit listrik berkapasitas 1760 MW yang terdiri dari 2 unit pembangkit dengan masing-masing kapasitas 880 MW. Unit 2 telah beroperasi komersial sejak Desember 2023. Proyek ini menghubungkan ketersediaan pasokan gas di Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.

        Proyek tersebut memiliki sejumlah keunggulan, antara lain lebih efisien karena menggunakan generasi terbaru teknologi single shaft combined cycle gas turbine, sehingga harga jual listrik pun menjadi kompetitif. Dari sisi operasional, pembangkit ini memiliki teknologi black start capability sehingga dapat melakukan self start up sendiri pada saat grid tidak tersedia imported power untuk keperluan start up pembangkit.

        Dengan menggunakan sumber bahan bakar liquefied natural gas (LNG), maka emisi gas rumah kaca yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara maupun BBM. Hal ini sejalan dengan upaya penurunan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan. Ditambah lagi, pembangkit ini menggunakan teknologi closed loop cooling tower system yang meningkatkan kehandalan dalam mengurangi volume penggunaan air laut dalam hal mendukung operasional pembangkit.

        Baca Juga: PTPP Tuntaskan Pembangunan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sistem Irigasi Gumbasa Paket 3

        Beroperasinya PLTGU Jawa-1 akan menjadi titik pencapaian penting bagi Pertamina sekaligus menambah portofolio pemanfaatan energi bersih dalam bisnis Pertamina. Gas alam berperan sangat strategis untuk dalam periode transisi energi karena akan turut mendukung ketahanan energi nasional dan emisinya yang rendah menempatkannya ke dalam kategori energi bersih.

        "Dengan teknologi yang mutakhir, PLTGU Jawa-1 diproyeksikan akan menekan emisi karbon sebesar 3,3 juta tco2e per tahun. Angka yang sangat signifikan untuk kontribusi terhadap net zero emission. Ini menjadi salah satu milestone penting yang tercipta atas sinergi strategis BUMN yakni Pertamina dan PLN, dan swasta Marubeni dan Sojitz dan pihak lainnya yang memiliki komitmen tinggi untuk bersama-sama mewujudkan transisi menuju energi bersih di Indonesia. Terimakasih atas dukungan terbaiknya dari semua pihak," kata CEO Pertamina NRE John Anis. 

        Baca Juga: Komisi VI Nilai Persiapan Pertamina Hadapi Lebaran 2024 Lebih Baik

        Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga mengungkapkan, keberhasilan PLTGU Jawa-1 yang siap beroperasi ini menjadi salah satu milestone penting dalam transisi energi di Indonesia. Pembangkit listrik terintegrasi ini diharapkan mampu menyumbang pengurangan emisi karbon yang signifikan, sehingga dapat mewujudkan tercapainya Net Zero Emission (NZE) di Indonesia.

        "PLTU Jawa-1 hasil sinergi BUMN dan mitra menunjukkan bahwa pencapaian NZE akan menjadi lebih cepat dengan adanya dukungan semua pihak. Kami berharap proyek ini akan mendorong berbagai proyek strategis energi transisi lainnya," jelas Fadjar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: