Dorong Praktik Keuangan Berkelanjutan, ATB Terbitkan ASEAN Taxonomy Versi 3
ASEAN Taxonomy Board (ATB) resmi menerbitkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance (ASEAN Taxonomy) versi 3. Langkah ini merupakan capaian penting dalam pengembangan “overarching taxonomy” untuk mendorong praktik-praktik keuangan berkelanjutan di seluruh kawasan.
ASEAN Taxonomy mengadopsi multi-tiered framework yang memungkinkan penilaian aktivitas berkelanjutan baik menggunakan pendekatan principles-based melalui Foundation Framework, maupun Plus Standard dengan metodologi yang lebih rinci menggunakan technical screening criteria (TSC).
Setelah menerbitkan TSC untuk sektor Energi pada ASEAN Taxonomy Versi 2, ASEAN Taxonomy Versi 3 memperkenalkan TSC untuk dua sektor fokus lainnya, yaitu Transportation & Storage (T&S) dan Construction & Real Estate (C&RE).
Baca Juga: Ekonomi Global Kondusif, OJK Nilai Kondisi Sektor Jasa Keuangan Stabil di Maret 2024
Kedua sektor itu mencakup aktivitas seperti konstruksi dan renovasi bangunan, pembongkaran dan persiapan lokasi, dan akuisisi dan kepemilikan bangunan, serta transportasi perkotaan dan angkutan barang, dan infrastruktur untuk transportasi darat, air, dan udara.
Ketua ATB Mdm. Noorrafidah Sulaiman, menekankan pentingnya pencapaian ini, "Penerbitan ASEAN Taxonomy Versi 3 ini menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya kolektif kita untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan dan praktik investasi yang bertanggung jawab di kawasan ASEAN."
"Penerbitan TSC untuk T&S dan C&RE menggarisbawahi komitmen kami yang tak tergoyahkan untuk mendorong keberlanjutan. Kami berharap dapat bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk memastikan ketelitian dan kepraktisan Taksonomi ini," lanjutnya.
ATB berharap versi terbaru ini akan memberikan kejelasan yang lebih baik bagi para pengguna ASEAN Taxonomy. Selanjutnya, sesuai dengan aspirasi ASEAN untuk memfasilitasi transisi yang adil dan teratur, ASEAN Taxonomy akan terus ditinjau dan diperbarui sesuai dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, dan ekonomi yang terus berkembang.
Setelah penerbitan ini, ATB akan melakukan targeted consultations dengan para pemangku kepentingan utama dan pengguna ASEAN Taxonomy. Pendekatan ini memastikan ASEAN Taxonomy tetap kokoh, relevan, dan responsif terhadap kebutuhan komunitas ASEAN yang terus berkembang.
Baca Juga: OJK Beberkan 4,96 juta UMKM Manfaatkan Restrukturisasi Kredit yang Berakhir Hari ini
Sebagai principal representative Indonesia di ATB, OJK secara aktif menyuarakan kepentingan nasional dalam penyusunan ASEAN Taxonomy Versi 3. OJK memimpin koordinasi dengan kementerian/lembaga dan perwakilan industri terkait dalam memberikan masukan pada rapat-rapat di ATB.
Sejalan dengan terbitnya ASEAN Taxonomy Versi 3, OJK akan melanjutkan pengembangan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) sektor T&S, C&RE , dan sebagian sektor Agriculture, Forestry and Other Land Use (AFOLU).
Adapun pengembangan akan dilakukan mulai Triwulan II-2024 dan ditargetkan terbit pada awal tahun 2025. OJK akan berkolaborasi dan bersinergi dengan kementerian/lembaga sektoral, perwakilan industri, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: