WE Online, Jakarta - Dalam rangka antisipasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), PT Astra Graphia Tbk (ASGR) mengambil langkah dengan melakukan lindung nilai atau?hedging.
Direktur Keuangan PT Astra Graphia Tbk Wanny Wijaya mengatakan bahwa dengan adanya depresiasi rupiah tersebut maka perseroan memang memperoleh dampak. Tapi, dengan dilakukannya?hedging?maka dampak yang dirasakan perseroan menjadi sangat kecil.
"Fluktuasi kurs beberapa tahun ke belakang membuat depresiasi sangat signifikan. Kita telah lakukan?hedging. Jadi, setiap bulan atau malah setiap saat kita lakukan lindung nilai. Ini yang membuat kita mampu antisipasi gejolak rupiah ke dolar," katanya dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Adapun,?hedging?yang dilakukan perseroan tidak hanya ke mata uang dolar AS, tapi juga ke mata uang Jepang, yakni yen. Bahkan, perseroan menyatakan?hedging?lebih banyak dilakukan terhadap yen.
"Dana?hedging?itu 4 juta, baik di yen maupun dolar AS. Itu untuk total semua. Untuk yen yang paling banyak, tergantung?net operation-lah," jelasnya.
Menurut Wanny, meski pihaknya telah melaksanakan?hedging, pelemahan nilai tukar rupiah tetap mempengaruhi margin perseroan. Pasalnya, perseroan hingga saat ini belum menaikkan harga jual di semua produknya.
"Secara depresiasi rupiah memang ada?impact?dan akan mempengaruhi margin karena harga kita belum lakukan?adjusment?di harga jual. Kita impor dari Fuji dan Xerox. Langkah impor itu kita lakukan?hedging. Ini langkah aksi nyata kita dalam menangani gejolak rupiah," terangnya.
Dengan adanya?hedging?yang dijalankan maka perseroan memiliki rasa optimis dalam menjalankan bisnis, baik bisnis yang bahan bakunya datang dari luar maupun dalam. "Kalau dana yang disiapkan untuk?hedging?tiap tahunnya, tinggal kalikan saja dana 4 juta tiap bulan di mana porsi yen lebih besar dari USD dikalikan dengan 12 bulan. Itulah yang kita pakai tiap tahunnya," tutup Wanny.
Sebagai informasi, nilai kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) pada hari ini mencapai Rp 12.838 per USD.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: