Saat ini, bumi tengah mengalami ancaman serius. Tingginya emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida telah memicu dampak buruk perubahan iklim. Itulah mengapa semua pihak perlu tahu cara mengurangi carbon footprint.
Jejak karbon atau carbon footprint adalah total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, seperti menyalakan AC atau mengendarai sepeda motor. Setiap konsumsi energi menghasilkan emisi karbon yang berkontribusi pada pemanasan global.
Apa Dampak dari Jejak Karbon yang Berlebihan?
Ketika emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) di atmosfer meningkat, dampak dari jejak karbon pun akan semakin terasa.
Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (carbon dioxide), metana, dan nitrogen dioksida, bertindak seperti selimut di atmosfer, menjebak panas matahari dan menyebabkan pemanasan global.
Akibatnya, ada beberapa masalah yang berpotensi muncul, seperti:
- Peningkatan suhu bumi: Semakin banyak emisi karbon yang terkumpul, suhu bumi akan semakin naik. Bahkan, data dari BMKG menunjukkan bahwa rata-rata suhu di Indonesia di akhir 2023 lebih tinggi dibanding rata-rata suhu di periode 1991-2020.
- Penurunan keanekaragaman hayati: Perubahan iklim juga dapat menyebabkan berkurangnya habitat flora dan fauna. Menurut UNESCO, salah satu sebab utama dari punahnya keanekaragaman hayati adalah pemanasan global.
- Bencana alam: Perubahan iklim bisa meningkatkan kemungkinan munculnya bencana seperti banjir, badai, dan kekeringan, yang mana berisiko menimbulkan kerugian infrastruktur hingga korban jiwa.
- Masalah ekonomi: Dampak ekonomi dari jejak karbon berlebih juga tak kalah mengkhawatirkan. Selain kerugian akibat bencana alam, produktivitas pekerja juga berpotensi menurun akibat beragam dampak kesehatan yang timbul.
Mengapa Mengurangi Carbon Footprint Menjadi Penting?
Dengan begitu banyaknya dampak negatif yang dihasilkan dari emisi karbon (carbon emissions), kini mengurangi jejak karbon bukan lagi pilihan, tapi sudah menjadi keharusan.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa semua orang, baik itu individu maupun perusahaan, wajib tahu apa itu carbon footprint dan cara menguranginya:
- Meningkatkan kualitas hidup bersama: Mengurangi jejak karbon berarti berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih, seperti udara yang segar, air yang jernih, dan lingkungan yang lebih asri.
- Memperbaiki reputasi bisnis: Bagi perusahaan, mengurangi jejak karbon berpotensi menaikkan reputasi dan daya saing, khususnya di mata konsumen dan investor yang sadar akan isu lingkungan.
- Meningkatkan efisiensi operasional: Perusahaan juga dapat membuat kegiatan operasionalnya lebih efisien. Misal, penggunaan energi yang efisien dapat membantu menurunkan tagihan listrik kantor.
- Mengurangi risiko biaya tak terduga: Kerusakan infrastruktur akibat bencana alam dapat memberikan kerugian materiil yang tidak sedikit. Itulah mengapa perusahaan harus waspada juga dengan carbon footprint.
Intinya, penanganan carbon footprint adalah tanggung jawab bersama. Karena masalah lingkungan dapat berdampak ke semua pihak.
Baca Juga: Sukses Tekan Emisi Karbon, BTN Borong Dua Penghargaan dari BGK Foundation
Cara Mengurangi Carbon Footprint bagi Perusahaan
Perusahaan menjadi salah satu pihak yang memiliki kewajiban kepedulian lingkungan. Berikut adalah beberapa cara yang bisa perusahaan lakukan untuk menangani jejak karbon.
1. Mengoptimalkan Proses Produksi
Proses produksi merupakan salah satu sumber emisi karbon terbesar bagi perusahaan. Dengan mengoptimalkan proses produksi, perusahaan dapat mengurangi jejak karbonnya.
Contohnya perusahaan dapat menggunakan teknologi hemat energi, sehingga emisi gas rumah kaca yang dihasilkan bisa berkurang.
Selain itu, perusahaan juga bisa mengurangi emisi karbon melalui penanganan limbah produksi, penggunaan bahan baku berkelanjutan, dan penggunaan sumber energi terbarukan (seperti energi surya).
Agar usahanya semakin maksimal, perusahaan dapat mengadopsi standar ISO 14001 atau sistem serupa untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.
2. Menerapkan Kebijakan Ramah Lingkungan
Perusahaan bisa menerapkan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk mendorong praktik-praktik ramah lingkungan di lingkungan perusahaan.
Contohnya, perusahaan meminimalisir limbah produksi dengan menerapkan kebijakan 3R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Selain membuat pengelolaan limbah menjadi lebih efisien, praktik ini juga dapat berperan untuk mengurangi carbon footprint.
Salah satu perusahaan yang menerapkan praktik ini adalah BRI (Bank Rakyat Indonesia). Melalui program KPR Green Financing, BRI memberikan kebijakan berupa kemudahan pembiayaan bagi para nasabah yang ingin memiliki hunian ramah lingkungan.
3. Berinvestasi dalam Teknologi Berkelanjutan
Penggunaan teknologi berkelanjutan bisa membantu perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Beberapa contoh teknologi berkelanjutan yang bisa perusahaan gunakan untuk meminimalisir carbon footprint adalah:
- Teknologi energi terbarukan: Contohnya seperti pemasangan panel surya, turbin angin, atau sistem energi terbarukan lainnya.
- Sistem hemat energi: Contohnya seperti penggantian peralatan dan sistem lama dengan teknologi hemat energi.
- Teknologi daur ulang: Contohnya seperti pemasangan sistem daur ulang untuk mengurangi limbah.
Metode ini juga dimanfaatkan oleh BRI, yang menggunakan teknologi digital untuk mengurangi tingginya emisi karbon. Contohnya, aplikasi BRISpot memungkinkan BRI untuk mengurangi penggunaan kertas saat memproses penyaluran kredit.
4. Mendapatkan Sertifikasi Hijau dan Penghargaan Lingkungan
Sertifikasi hijau adalah pengakuan atas komitmen perusahaan terhadap kelestarian lingkungan. Sertifikasi ini diberikan oleh lembaga independen setelah perusahaan memenuhi standar yang ditetapkan, seperti ISO 14001, LEED, dan Green Building.
Sertifikasi hijau dan penghargaan lingkungan dapat memberikan dampak positif seperti meningkatnya kepercayaan konsumen, investor, dan mitra bisnis.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa perusahaan lakukan untuk mendapatkan sertifikasi hijau:
- Melakukan audit lingkungan: Mengidentifikasi area-area yang perlu dioptimalkan untuk mencapai standar lingkungan yang ditetapkan.
- Menerapkan sistem manajemen lingkungan: Mengadopsi standar ISO 14001 atau sistem serupa untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
- Menjalankan prosedur sertifikasi: Mengikuti proses dan persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga sertifikasi dan penghargaan terkait.
5. Berkolaborasi Dalam Mengurangi Emisi
Kolaborasi memungkinkan perusahaan untuk mencapai dampak yang lebih signifikan dalam upaya pengurangan carbon footprint.
Lalu, siapa saja yang bisa perusahaan ajak kolaborasi untuk mengurangi emisi? Berikut di antaranya:
- Pemerintah: Bekerja sama dengan pemerintah dalam penerapan regulasi terkait pengurangan emisi, seperti program hemat energi dan penggunaan energi terbarukan.
- Organisasi non-pemerintah: Bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah (NGO) untuk mendapatkan saran dan dukungan dalam implementasi program pengurangan emisi.
- Perusahaan lain: Bekerja sama dengan perusahaan lain di industri yang sama untuk mengembangkan dan menerapkan standar dan best practices dalam pengurangan emisi karbon.
- Supplier dan vendor: Bekerja sama dengan supplier dan vendor untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Tak Hanya Penghijauan, Strategi Kilang Pertamina Internasional Mendukung Dekarbonisasi Indonesia
Cara Mengurangi Carbon Footprint Bagi Individu
Di atas kita sudah melihat beberapa praktik yang bisa perusahaan lakukan untuk mengurangi carbon footprint. Sekarang, mari kita bahas berbagai praktik yang bisa diimplementasikan setiap orang untuk mengurangi jejak karbonnya masing-masing!
1. Mengubah Kebiasaan Sehari-Hari
Tahukah Anda? Tanpa kita sadari, kegiatan sehari-hari juga memiliki dampak signifikan terhadap emisi karbon.
Itulah mengapa mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan juga penting. Berikut adalah beberapa contohnya:
- Membeli produk berlabel ramah lingkungan dengan kemasan yang minimalis.
- Mematikan lampu dan peralatan elektronik saat tidak digunakan untuk menghemat konsumsi energi listrik.
- Menggunakan air secukupnya, dan mengurangi konsumsi air secara berlebih.
- Membeli bahan makanan secukupnya untuk menghindari pemborosan makanan (food waste) dan mengurangi emisi metana dari tempat pembuangan sampah.
2. Pilih Transportasi Ramah Lingkungan
Sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. Jadi, memilih transportasi ramah lingkungan juga dapat membantu individu untuk mengurangi jejak karbon.
Berikut adalah beberapa opsi transportasi yang memungkinkan Anda untuk menghemat uang (save money) sekaligus menghemat energi (save energy):
- Transportasi umum: Bus, kereta api, dan MRT merupakan pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan pribadi.
- Bersepeda: Bersepeda merupakan pilihan yang sehat dan ramah lingkungan untuk jarak dekat.
- Berjalan kaki: Berjalan kaki merupakan pilihan yang ideal untuk jarak yang sangat dekat. Opsi ini juga bisa dianggap sebagai olahraga.
Jika Anda ingin tahu perbandingan jejak karbon yang dihasilkan dari kendaraan pribadi dengan alat transportasi lain seperti pesawat, Anda bisa menghitungnya dengan fitur Kalkulator Karbon yang disediakan oleh Carbon X-Change Rakyat (CXR).
CXR Bantu Kurangi Carbon Footprint
Carbon X-change Rakyat (CXR) adalah platform inovatif yang dapat membantu Anda mengurangi jejak karbon dengan mudah.
Platform ini membantu Anda mengurangi jejak karbon dengan mudah dan praktis. Kami menyediakan solusi inovatif untuk mengukur, melacak, dan mengimbangi emisi karbon Anda. Teknologi blockchain kami memastikan prosesnya aman, transparan, dan terpercaya.
Jadi, Anda dapat berinvestasi secara mandiri dalam proyek hijau seperti penanaman pohon untuk membantu mengurangi emisi karbon.
Bila Anda memiliki perusahaan, Anda juga dapat membeli kredit karbon dari CXR untuk mengimbangi emisi karbon perusahaan Anda.
Ingin tahu lebih dalam tentang CXR? Yuk kunjungi halaman utama website CXR!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: