Mirip Indonesia, Jepang akan Naikkan Tarif Lebih Mahal untuk Wisatawan Asing
Melemahnya nilai tukar yen sejak akhir tahun lalu menjadi keuntungan tersendiri bagi para wisatawan asing. Alhasil, Jepang telah diserbu oleh 17,78 juta wisatawan asing pada semester pertama 2024. Jumlah ini sudah melebihi angka pengunjung di semester pertama 2019, sebelum pandemi COVID-19, yang sebesar 16,63 juta orang.
Para pelaku pariwisata, termasuk pengelola restoran dan tempat wisata di Jepang, saat ini tengah berancang-ancang untuk tidak terlalu lama menikmati kelemahan nilai tukar yen. Kantor berita Jepang, Kyodo News, pada Selasa, 23 Juli 2024, melaporkan bahwa mereka berencana menerapkan tarif ganda.
Tarif ganda ini akan membedakan tarif untuk wisatawan lokal Jepang dan turis asing. Tarif untuk wisatawan asing tentu akan lebih mahal dibandingkan dengan wisatawan lokal. Rencananya, tarif ganda ini akan dikenakan untuk biaya makan dan minum di restoran serta tarif masuk ke tempat wisata.
Kebijakan ini masih dalam tahap penggodokan. Jika benar diterapkan, Jepang akan menyusul kebijakan negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Thailand dalam hal pengelolaan pariwisata. Selama ini, Jepang masih memberlakukan harga yang sama bagi wisatawan domestik maupun asing.
Baca Juga: Jabar Targetkan 100 Juta Kunjungan Wisatawan
Di satu sisi, rencana penerapan kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Jepang akan kehilangan statusnya sebagai tujuan wisata kelas atas. Di sisi lain, pengelola wisata di Jepang membutuhkan lebih banyak pemasukan untuk mengelola dan merawat tempat wisata serta membiayai pengeluaran lain akibat membengkaknya jumlah wisatawan.
Selain harga makanan, pengelola tempat-tempat wisata populer di Jepang juga mempertimbangkan untuk membebankan tarif lebih besar kepada wisatawan asing. Alasannya, masuknya wisatawan asing akan menaikkan biaya pemeliharaan dan perbaikan.
Terkait rencana ini, para ahli mengingatkan para pelaku usaha dan pengelola tempat wisata di Jepang agar berhati-hati dalam menjelaskan alasan dan visi di balik penerapan tarif lebih tinggi kepada wisatawan asing. Perubahan harga secara tiba-tiba karena pemikiran jangka pendek bahwa orang asing mampu membeli dengan harga tinggi akibat jatuhnya nilai tukar yen dapat mengundang skeptisisme.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: