Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Gedung M, Lt. 8, Universitas Tarumanagara Jakarta, 27 Juli 2024. Rakernas pertama IKDKI ini mengangkat tema “Bertumbuh Dalam Kasih Persaudaraan, Bersinergi Dalam Keberagaman, Berbakti Pada Negeri”.
Dalam sambutannya, Ketua Umum IKDKI Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., I.P.U., ASEAN Eng menceritakan awal kisah perjalanan IKDKI yang tidak mudah. Semula, pengurus sudah merancang kegiatan untuk segera dijalankan di awal tahun 2020.
“Namun, covid-19 membuat renacana kegiatan itu harus diatur ulang. Yang semula rencana dilaksanakan offline akhirnya harus dialihkan menjadi kegiatan online. Dan saat itu kita melakukan berbagai seminar dengan macam-macam topik,” kata Prof. Api.
Pasca pandemi, pengurus kembali menghidupkan asa untuk terus menggerakkan IKDKI. Setelah malalui proses panjang, akhirnya rekomendasi dari Konferensi Waligereja Indonesia diperoleh, menyusul surat rekomendasi dari Direkorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik RI. Lalu pendaftaran untuk legalitas di Kementerian Hukum dan HAM diajukan dan pengesahannya terbit pada 1 Februari 2024.
Baca Juga: Mempersiapkan Kualitas Anak Indonesia Jadi Lebih Baik Melalui Pendidikan
“Maka setelah urusan legalitas ini selesai, sekarang kita ingin melangkah ke depan. Inilah alasan mengapa diadakanlah Rakernas ini,” kata Prof. Api.
Menurut Rektor Universitas Tarumanagara ini, perhatian pihak Gereja terhadap para dosen-dosen Katolik di kampus non-Katolik masih minim. Bahkan, tidak ada yang memperhatikan mereka. Kalau kita tidak membantu mereka, minimal IKDKI menjadi wadah yang baik dan kondusif untuk kolabirasi ke depan.
Dalam acara talkshow, hadir tiga pembicara yakni Dirjen Bimas Katolik Drs. Suparman, SE. M.Si, Dewan Penasihat IKDKI Prof. Dr. Thomas Suyatno dan Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D.
Kepada para dosen Katolik dan mahasiswa-mahasiswi yang hadir, Prof. Thomas mengimbau agar IKDKI menjadi organisasi yang benar-benar menghayati tagline-nya “Mumpuni dan Melayani”. Mumpuni berarti melaksanakan program kerja dengan jujur dan kritis. Para dosen Katolik dikenal sebagai pribadi yang kritis, namun profetis: profesional dan etis.
“Melayani memiliki makna sebagai tempat menerima aduan dari anggota. Karena itu, organisasi ini perlu iklas sekaligus bersedia untuk mendengarkan keluh-kesah anggota. Organisasi ini harus menjadi tempat untuk menangis,” pesan Prof. Thomas.
Sementara Suparman mengharapkan agar Rakernas IKDKI ini bisa menghasilkan kebijakan-kebijakan yang dapat jadi rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Bimas Katolik dalam mengambil kebijakan.
“Tentu saja saya sangat mengharapkan masukan dari para dosen yang hadir di sini. Saya percaya bahwa banyak isu yang bisa dibahas di Rakernas bisa menghasilkan rekomendasi untuk kami dalam mengurus 8,6 juta penduduk Katolik Indonesia saat ini,” tegasnya.
Kemudian, Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro dalam paparannya mengajak IKDKI untuk menjadi garam dan terang dunia. Salah satu kontribusi nyata adalah terlibat dalam upaya peningkatan indeks pendidikan di Indonesia, yang saat ini masih cukup rendah.
Untuk mewujudkan hal ini, mantan Menteri Pertahanan RI ini mengimbau agar terjadi kolaborasi antar disiplin ilmu sehingga bisa melihat dan menyelesaikan sebuah persoalan dengan pendekatan multidimensi.
Menurutnya, saat ini sudah terjadi pergeseran dan perubahan dalam dunia pendidikan. Orang tidak lagi fokus untuk mengulas sebuah isu hanya dengan satu disiplin ilmu, tapi dengan melibatkan banyak dimensi. Ini adalah pergeseran dalam dunia pendidikan yang kita alami sekarang.
Baca Juga: Bebas Hutang, Pakar Ungkap Strategi Awal Siapkan Dana Pendidikan Anak
“Siapa yang bisa mengikuti perubahan tersebut secara aktif, maka ia akan bertahan. Kalau yang tidak bisa mengikuti perubahan, ia akan tersisih. Karena itu, silakan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi sangat cepat saat ini,” tegasnya.
Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo, dalam sambutannya melalui video mengapresiasi kehadiran IKDKI dan mengharapkan agar IKDKI tetap menghayati dan menerapkan kasih dalam usaha menjadi pendidik Katolik yang baik.
“Atas nama Bapa Suci Paus Fransiskus saya menyapa Anda semua para peserta Rakernas IKDKI. Saya mengenal organisasi Anda dengan baik. Semoga Anda semua dapat melayani dengan kasih,” ujar Mgr Piero Pioppo.
Setelah makan siang, acara kemudian dilanjutkan dengan pleno dari masing-masing bidang tentang program strategis tiap bidang. Pleno ini jadi kesempatan untuk mendiskusikan kegiatan-kegiatan yang bisa dilaksanakan ke depan. Tujuan dari program yang dipresentasikan dalam Rakernas 2024 ini adalah bagaimana meningkatkan sumber daya para dosen Katolik dan bisa berkontribusi bagi Gereja dan bangsa Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: