Meski masih sekitar 94 ribu ton impor minyak sawit Nigeria dari Indonesia pada tahun lalu, tapi negara yang memiliki 36 negara bagian ini justru tetap seksi menjadi pasar minyak sawit Indonesia di masa depan.
Sebab, selain memiliki populasi penduduk lebih dari 210 juta jiwa, Nigeria juga menjadi jalur penghubung utama perdagangan di daratan Afrika.
Menengok potensi besar inilah makanya kemarin, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Alphonsus Inyang, President of National Palm Producers Association of Nigeria (NPPAN). Tujuannya adalah memperkuat kerja sama dan memperluas pasar ekspor minyak sawit Indonesia di Nigeria.
"MoU ini menjadi tonggak penting hubungan perdagangan kedua negara. Kami berkomitmen mendukung pertumbuhan industri kelapa sawit di Nigeria dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Mudah-mudahan MoU ini juga bisa mendorong hubungan bilateral kedua negara ke depannya," Eddy berharap.
Edy datang ke Nigeria tidak khusus meneken MoU itu, tapi sekaligus menghadiri Festival Indonesia Expo yang digelar di Afficient Event Center, Kano, Nigeria kemarin.
Festival Indonesia Expo sendiri adalah acara yang diinisiasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Nigeria. Duta Besar RI untuk Nigeria, Usra Hendra Harahap, yang membuka acara itu di Afficient Event Center, Kano State. Ini adalah negara bagian dengan populasi terpadat di Nigeria.
Adapun salah satu kegiatan dalam expo itu antara lain studi banding ke pabrik pengisian dan pengemasan minyak goreng di Kano Free Trade Zone (KFTZ).
Baca Juga: GAPKI: Pabrik Kelapa Sawit Tanpa Kebun Rugikan Mitra
Kunjungan delegasi Indonesia ke KFTZ yang dipimpin oleh Kepala Kanselerasi KBRI, Fahmi Aris Innayah serta Ketua Asosiasi Pedagang Kano Kascote Exco, Hassan Tahir Yaro pun disambut hangat oleh dari Direktur KFTZ Muazu Musa Sahabi.
Muazu menyambut baik MoU antara GAPKI dan NPPAN dalam mengembangkan industri sawit di Nigeria itu. Dia menegaskan komitmennya untuk memfasilitasi investasi yang masuk dengan menawarkan timbal balik yang dilengkapi berbagai macam kemudahan.
"Pengurangan pajak, pembebasan PPN, bebas bea impor, serta jaminan keamanan tambahan merupakan hal yang akan diberikan bagi investor yang berinvestasi di Free Trade Zone di Kano," Muazu merinci.
Terlepas dari iming-iming yang dilontarkan oleh Muazu itu, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos, Immanuel Lingga, menekankan bahwa keterlibatan Indonesia dalam industri kelapa sawit di Nigeria, tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani lokal, tapi juga akan memperkuat citra positif kelapa sawit di pasar global, terutama dalam menghadapi kampanye negatif di pasar Eropa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: