Perluas Akses UMKM ke Lembaga Keuangan, Begini Cara yang Dilakukan CLIK
Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP), PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK) bertekad untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu cara yang dilakukannya ialah dengan memperluas akses pembiayaan atau kredit bagi UMKM. Pasalnya UMKM sendiri memiliki peran dan kontribusi yang amat besar dalam perekonomian Indonesia.
Data KADIN mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, pelaku usaha UMKM mencapai sekitar 66 juta dan kontribusinya mencapai 61% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, setara Rp9.580 triliun. UMKM menyerap sekitar 117 juta pekerja (97%) dari total tenaga kerja.
Leonardo Lapalorcia, President Director CLIK mengatakan, untuk memperlancar akses UMKM ke jasa keuangan, mereka (Pelaku UMKM) harus menambah kapabilitas. Sedangkan dari sisi pemerintah, mereka bisa melanjutkan untuk menambah edukasi, literasi, akses ke jasa, dan fasilitas.
Baca Juga: 25 Bank Dinobatkan Berkinerja Prima dalam Menyalurkan Kredit ke Para Pelaku UMKM
"Harus dilihat juga bagaimana pasar keuangan bisa support untuk mengeluarkan fasilitas pinjaman, di mana perusahaan sudah memenuhi semua ketentuan untuk terus berjalan dengan keuntungan sehingga bisa kembalikan pinjaman ke bank," ujarnya saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
Tak cuma itu, Komisioner CLIK, Adimukyo Mardjikoen menambahkan, pihaknya juga terus berupaya untuk mengakses UMKM khususnya kepada mereka yang masih unbanked.
"Untuk membantu pendalaman keuangan ke UMKM, kita coba asses dari beberapa sumber data seperti data telco, data PLN, itu bisa dipakai untuk pendekatan kepada UMKM yang masih unbanked," sambungnya.
Misalnya lanjut Dia, bisa dilihat dari transaksi pelaku UMKM itu belanja online, isi pulsa atau transaksi lainnya yang mendukung bahwa UMKM tersebut memiliki kemampuan dalam membayar dan melunasi kreditnya. Dengan demikian, lembaga keuangan memiliki keyakinan untuk mengucurkan kreditnya kepada UMKM tersebut.
"Dari rajin transaksi di e-commerce, rajin isi pulsa, itu bisa terlihat bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Maka dari itu, hal ini harus terus disosialisasikan," ungkapnya.
Asal tahu saja, sebagai lembaga biro kredit, CLIK mengumpulkan dan mengelola data masyarakat Indonesia dengan beberapa tip data yang berkualitas, sehingga akhirnya bisa mengeluarkan berbagai jenis report seperti scoring.
"Scoring adalah laporan singkat berisi informasi kredit seseorang. Scoring itu adalah metodologi untuk kasih ranking dari kepada debitur. Biasanya skoring yang kami lakukan akan kami tambah dengan data tambahan yaitu data telco," jelas Leo, sapaan akrab Leonardo Lapalorcia.
Baca Juga: Perkuat Akses dan Infrastruktur Kredit, Tiga Lembaga Biro Kredit Bentuk APIIK
"Selain itu, CLIK juga dapat melakukan processing, kami harus bisa menarik data, harus bisa mengerti arti data tersebut untuk menentukan next action, dan harus punya sistem untuk jaga proses digital tersebut," tambahnya.
Ke depan, dengan berbagai upaya dan produk yang dimiliki, Leo berharap CLIK dapat meningkatkan akses dan penetrasi UMKM ke lembaga jasa keuangan.
"Penetrasi UMKM sudah tinggi, kalau lihat data, sekitar 10 juta UMKM sudah ada datanya di sistem. Sepanjang 12 bulan lalu, naik 12%, dinamis positif. Pasar maju, tapi risiko juga naik karena payment default tetap naik sepanjang 12 bulan sebelumnya," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman