Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pendapatan IMPC di Kuartal III Naik Tajam Berkat Akuisisi dan Ekspansi Pasar ASEAN

        Pendapatan IMPC di Kuartal III Naik Tajam Berkat Akuisisi dan Ekspansi Pasar ASEAN Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC), produsen bahan bangunan nontradisional, selama sembilan bulan pertama 2024 mengantongi  pendapatan  Rp2,4 triliun dan laba bersih Rp397 miliar. Pencapaian ini ditopang oleh konsolidasi Mulford Holdings Pty Ltd yang berhasil meningkatkan pendapatan kuartal III sebesar 40,8% YoY menjadi Rp981 miliar, dari Rp697 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

        Direktur Utama IMPC, Haryanto Tjiptdodihardjo, menyatakan bahwa laba bersih telah melampaui 70% dari target tahunan Rp550 miliar. “Pencapaian sembilan bulan kami masih on-track dengan target 2024,” ungkapnya, Jakarta, Kamis (31/10/2024). 

        Baca Juga: Emiten Cat Milik Crazy Rich Hermanto Tanoko Raih Laba Double-Digit, Ini Rahasia Suksesnya!

        Dalam upaya memperluas pasar atap Alderon, IMPC telah memulai produksi Alderon RS di pabrik baru di Johor, Malaysia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat pangsa pasar IMPC di kawasan ASEAN. 

        Selain itu, pusat distribusi terbaru di Cikarang, Jawa Barat, yang mulai beroperasi pada September lalu, diharapkan meningkatkan efisiensi rantai pasok dan mendorong pertumbuhan penjualan.

        Baca Juga: Pendapatan MTDL Tembus Rp17,2 Triliun, Segmen Distribusi Jadi Pendorong Utama

        Pada periode ini, IMPC juga mencatat kenaikan laba kotor 12,4% YoY menjadi Rp960 miliar, meskipun marjin laba kotor sedikit menurun dari 40,9% menjadi 39,8%. Laba usaha IMPC mencapai Rp552 miliar, naik 11,8% YoY, sementara laba bersih meningkat 16,7% YoY, menjaga marjin laba bersih tetap stabil di angka 16,5%.

        EBITDA IMPC naik 12,6% menjadi Rp650 miliar, namun marjin EBITDA sedikit menurun dari 27,7% pada periode yang sama tahun lalu menjadi 26,9% di 9M24. Rasio utang terhadap EBITDA juga mengalami kenaikan dari 0,8x menjadi 1,9x.

        Manajemen optimis akan mampu memperbaiki marjin laba kotor dalam 12-18 bulan ke depan melalui strategi integrasi vertikal dan efisiensi operasional yang lebih baik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: