Induk Koperasi Unit Desa Jalin Kerja Sama dengan China, Singapura, Malaysia di Sektor Pertanian
Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) Indonesia menjalin kerja sama dengan dunia usaha dari China, Singapura, dan Malaysia di sektor pertanian dengan menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) di Jakarta, Kamis (7/11/224).
Menteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi menyampaikan dukungan terhadap langkah tersebut. Ia menegaskan pentingnya mendorong pertanian Indonesia menuju industrialisasi dan hilirisasi berbasis koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca Juga: Perkembangan Kasus SPBU Nakal KM 42 Tol Japek, Kemendag Serahkan Tersangka dan Barang Bukti
“Pertanian Indonesia perlu didukung untuk masuk ke industrialisasi dan hilirisasi berbasis koperasi,” ujar Budi Arie usai penandatanganan MoU, dikutip dari siaran pers KemenKopUKM, Kamis (7/11).
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Perwakilan China Council for The Promotion of International Trade (CCPIT) di Indonesia, Li Feng, serta para pengusaha asing.
Lebih lanjut, MenKop berharap kerja sama Inkud dengan pihak luar terus dikembangkan dan saling menguntungkan. “Kita negara terbuka untuk melakukan banyak kerja sama dengan negara lain yang diharapkan membawa kemajuan bersama,” katanya.
Wakil Menteri Koperasi (WamenKop) Ferry Juliantono menambahkan, KemenKop akan terus mendorong kerja sama antara koperasi di Indonesia dengan perusahaan asing untuk pengembangan sektor industri. “Inkud bergerak di tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan,” ujarnya.
KemenKop mendorong koperasi tidak hanya memproduksi bahan baku, tetapi juga terlibat dalam kegiatan industri agar menjadi badan usaha besar. “Tujuannya agar koperasi dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing,” kata Ferry.
Ketua Umum Inkud, Portasius Nggedi, menjelaskan bahwa mitra Inkud melalui perwakilan Kadin China di Indonesia memberikan donasi peralatan untuk program pemerintah Makan Bergizi Gratis senilai US$1,7 juta. “Ada juga bantuan dari Shenyang Agricultural University berupa pembangunan laboratorium di bidang pertanian dan perkebunan,” katanya.
Portasius berharap bantuan ini dapat mempercepat program pemerintah. Selain itu, Inkud menjalin kerja sama dengan pengusaha Singapura untuk pembangunan pabrik CPO dan sektor hilirnya, yaitu refinery. “Kami membangun dari hulu sampai hilir bersama pengusaha Singapura,” ungkapnya.
Rencananya akan dibangun lima pabrik CPO, salah satunya di Jambi. “Mereka akan bertemu langsung dengan petani sawit di Jambi. Jadi, para petani menjadi subjek dalam ekosistem dari hulu ke hilir ini,” tutur Portasius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: