Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran di Indonesia pada November 2024 mengalami peningkatan, yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2024 sebesar 211,5 atau tumbuh 1,7 persen secara year on year (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,5 persen (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny mengungkapkan faktor utama pendorong peningkatan penjualan eceran pada November 2024 adalah penjualan di Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Suku Cadang dan Aksesori, serta Subkelompok Sandang.
Baca Juga: Prabowo Klaim Indonesia Bisa Swasembada Energi Bersama dengan Dua Negara Ini
“Secara bulanan (month-to-month/mtm), penjualan eceran pada November 2024 juga diproyeksikan tumbuh 0,4 persen, setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 0,01 persen (mtm),” ujar Ramdan, dikutip Rabu (11/12).
Peningkatan secara bulanan tersebut didorong oleh Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, serta Subkelompok Sandang, yang mencerminkan perbaikan daya beli masyarakat.
IPR pada Oktober 2024 tercatat sebesar 210,6 dengan pertumbuhan 1,5 persen (yoy). Kinerja pada Oktober 2024 menunjukkan adanya perbaikan meski pertumbuhan tidak setinggi September 2024 yang mencapai 4,8 persen (yoy).
“Pertumbuhan pada Oktober didukung oleh meningkatnya penjualan di Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Subkelompok Sandang,” jelas Ramdan.
Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2024 mengalami kontraksi 0,01% (mtm), membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 2,5% (mtm).
Perbaikan ini didorong oleh kelancaran distribusi dan meningkatnya penjualan kelompok seperti Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Suku Cadang dan Aksesori, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.
BI mencatat inflasi tiga bulan ke depan pada Januari 2025 diperkirakan meningkat, dengan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tercatat sebesar 157,8, naik dari periode sebelumnya sebesar 152,6. Peningkatan pada bulan ini dipengaruhi tingginya curah hujan yang berpotensi memengaruhi pasokan barang.
Sementara inflasi enam bulan ke depan pada April 2025 diperkirakan menurun. IEH tercatat sebesar 165,4, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 169,4. Penurunan ini sejalan dengan normalisasi permintaan setelah momentum Idul Fitri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: