- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Setelah 25 Tahun Mengabdi, Ternyata Djohan Emir Koleksi Saham BCA Senilai Rp1 Triliun
Djohan Emir Setijoso memutuskan untuk meninggalkan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) setelah seperempat abad mengabdi.
Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengumumkan bahwa surat pengunduran diri Djohan dari jabatannya sebagai Presiden Komisaris diterima perseroan pada Senin (16/12/2024).
“Pada tanggal 16 Desember 2024, Perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Djohan Emir Setijoso dari jabatannya sebagai Presiden Komisaris Perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan BCA, Raymon Yonarto.
Setelah 25 tahun menjejakan kaki di BCA, nama Djohan masuk ke dalam daftar pemegang saham di bawah 5 persen bank milik Djarum Grup tersebut.
Baca Juga: Profil Djohan Emir Setijoso, Bankir Legendaris yang Resign dari Kursi Presiden Komisaris BCA
Melansir data pemegang saham BCA, Djohan tercatat mengempit sebanyak 106,824,845 lembar saham atau 0,087%. Jika dihitung berdasarkan harga saham pada jeda perdagangan Rabu (18/12/2024) sebesar Rp9.850 per saham, maka nilai investasi Djohan mencapai Rp1,05 triliun.
Ia pun telah mengantongi dana tambahan dari pembagian dividen interim BCA yang dilakukan pada 11 Desember 2024 lalu senilai Rp5,34 miliar.
Baca Juga: Djohan Emir Setijoso Putuskan Angkat Kaki dari BCA
Asal tahu saja, ia menjabat sebagai Presiden Komisaris BCA sejak 2011, sebelum menduduki kursi Presiden Komisaris, Djohan Emir Setijoso pernah menjabat sebagai Presiden Direktur BCA pada periode 1999-2011.
Dalam masa kepemimpinannya sebagai Presiden Direktur, Djohan Emir memegang tanggung jawab atas berbagai bidang krusial di BCA, seperti koordinasi umum, audit internal, perencanaan perusahaan, keuangan, akuntansi, serta sekretariat perusahaan.
Kontribusinya di BCA pun tak main-main. Pria yang menyelesaikan pendidikan S1 di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 1964 ini menjadi salah satu tokoh yang berperan penting dalam menyelamatkan BCA dari tantangan besar krisis moneter 1998.
Kala itu, BCA berada di ambang kejatuhan akibat rumor kepailitan dan maraknya aksi rush—penarikan dana besar-besaran oleh nasabah. Dengan kepemimpinan dan strategi yang kuat, Emir berhasil mengembalikan kepercayaan publik serta membawa BCA keluar dari status Bank Take Over (BTO) oleh pemerintah menjadi perusahaan sehat dan stabil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: