Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        IHSG Tersungkur ke Level 6.000-an, Kebijakan The Fed Jadi Biang Keroknya

        IHSG Tersungkur ke Level 6.000-an, Kebijakan The Fed Jadi Biang Keroknya Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pasar saham domestik kembali tertekan. Hingga perdagangan Kamis (19/12/2024) pukul 14.00 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 133,98 poin atau -1,88% ke level 6.973,89. Aktivitas perdagangan juga didominasi tren negatif dengan 542 saham melemah, 143 saham mandek, dan hanya 96 saham yang berhasil menguat.

        Sentimen negatif ini dipicu oleh keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,35%-4,50% dalam rapat FOMC Desember 2024.

        Meskipun kenaikan ini sesuai ekspektasi, pernyataan The Fed yang lebih berhati-hati terhadap pelonggaran suku bunga ke depan membuat pelaku pasar cemas.

        Berdasarkan dot plot terbaru, The Fed hanya memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps pada 2025, jauh lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya sebesar 100 bps yang diumumkan pada September lalu. 

        Baca Juga: IHSG Siang Ini Terpangkas 116,03 Poin, Bursa Asia Ikut Lesu

        "Dengan langkah hari ini, kami telah menurunkan suku bunga sebesar satu poin persentase dari puncaknya, dan stance kebijakan kami kini jauh lebih longgar. Oleh karena itu, kami bisa lebih berhati-hati saat mempertimbangkan penyesuaian lebih lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami," ungkap Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers usai rapat.

        Lebih lanjut, pasar domestik juga tertekan usai keputusan Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level 6% per November 2024. Keputusan ini di luar ekspektasi karena sebelumnya banyak yang memperkirakan akan terjadi penurunan.

        Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan keputusan tersebut diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan dolar AS. "Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (18/12/2024).

        Menanggapi kerontokan IHSG, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, hanya bisa berharap adanya sentimen positif yang mampu mengangkat pasar saham menjelang akhir tahun. "Kita tunggu saja, mudah-mudahan bisa naik lah akhir tahun," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: