Harga minyak dunia tercatat menunjukkan pergerakan yang stabil pada penutupan perdagangan di Jumat (20/12). Kekhawatiran terkait permintaan global dan dinamika geopolitik membuat investor tetap berhati-hati meski terdapat ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed).
Dilansir Senin (23/12), Minyak West Texas Intermediate tercatat naik 8 sen atau 0,12% menjadi US$69,46 per barel untuk pengiriman Februari 2025. Sementara Minyak Brent menguat 6 sen atau 0,08% menjadi US$72,94 per barel untuk pengiriman Februari 2025.
Baca Juga: Asyik, Beli BBM Bisa Dapat Cashback Pakai Kartu Kredit BNI-MyPertamina Terbaru
Data inflasi terbaru dari Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan memicu sentimen positif di berbagai pasar, termasuk minyak. Hal ini karena data tersebut membuat dolar terkoreksi yang mana membuat minyak lebih terjangkau bagi pembeli internasional.
Data tersebut juga memunculkan ekspektasi bahwa bank sentral akan menahan sampai menurunkan suku bunga pada bulan mendatang. Hal ini mengingat adanya ruang bagi bank sentral untuk menerapkan kebijakan moneter yang lebih longgar saat inflasi terkendali.
Rencana G7 untuk memperketat batas harga ekspor minyak Rusia juga dapat mengurangi pasokan global. Langkah ini diharapkan memengaruhi dinamika pasar, meskipun dampak pastinya masih harus dilihat.
Baca Juga: Minyak Jelantah Jadi Biofuel: Pertamina Patra Niaga Hadirkan Green Movement UCO
Meski begitu, surplus minyak masih menghantui pasar mengingat hal tersebut akan membuat tekanan terhadap harga komoditas tersebut. OPEC+ baru-baru ini telah memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak untuk 2024 selama lima bulan berturut-turut. JP Morgan juga memprediksi pasar minyak akan mengalami surplus 1,2 juta barel per hari pada 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: