Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Merger Honda dan Nissan Guna Tangkal Serangan Produsen EV Cina

        Merger Honda dan Nissan Guna Tangkal Serangan Produsen EV Cina Kredit Foto: Lestari Ningsih
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Honda dan Nissan, dua produsen otomotif terkemuka asal Jepang, mengumumkan rencana merger pada 2026. Langkah ini dianggap sebagai pergeseran besar dalam industri otomotif Jepang, di tengah tekanan dari produsen kendaraan listrik (EV) Cina yang semakin mendominasi pasar global. Jika berhasil, merger ini akan menjadikan Honda dan Nissan sebagai grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan kendaraan, setelah Toyota dan Volkswagen.

        Mengutip Reuters, penggabungan ini bertujuan untuk meningkatkan skala dan efisiensi operasional guna menghadapi persaingan ketat dari Tesla dan produsen Cina seperti BYD. “Kebangkitan produsen otomotif Cina dan pemain baru telah mengubah industri otomotif secara signifikan. Kami harus membangun kemampuan bersaing pada 2030, atau kami akan kalah,” ujar CEO Honda, Toshihiro Mibe, dalam konferensi pers di Tokyo.

        Honda dan Nissan menargetkan penjualan gabungan sebesar 30 triliun yen (sekitar Rp4.039 triliun) dengan laba operasional lebih dari 3 triliun yen setelah merger. Untuk mendukung rencana ini, Honda akan memiliki kendali mayoritas dalam dewan direksi perusahaan hasil merger tersebut.

        Baca Juga: Honda dan Nissan Sepakat Merger

        Mitsubishi Motors, yang saat ini merupakan afiliasi Nissan, juga mempertimbangkan untuk bergabung. Keputusan final dari Mitsubishi Motors diharapkan pada akhir Januari 2025. Jika bergabung, aliansi ini akan mencapai penjualan global lebih dari 8 juta kendaraan, melampaui Hyundai dan Kia yang saat ini berada di posisi ketiga dunia.

        Langkah ini dilihat sebagai respons terhadap penurunan pangsa pasar Honda dan Nissan di Cina akibat persaingan dari produsen lokal. Kedua perusahaan sebelumnya telah melaporkan kinerja yang kurang memuaskan di pasar ini. Nissan bahkan mengumumkan pemotongan 9.000 pekerjaan dan pengurangan 20% kapasitas produksi global setelah penurunan penjualan di pasar utama seperti Cina dan Amerika Serikat.

        CEO Nissan, Makoto Uchida, menegaskan bahwa merger ini bukan merupakan bentuk penyelamatan perusahaan. “Transformasi bisnis Nissan menjadi syarat utama untuk merger ini,” tegasnya.

        Rencana ini mendapatkan perhatian luas di pasar. Saham Honda ditutup naik 3,8%, Nissan naik 1,6%, dan Mitsubishi Motors melonjak 5,3% setelah pengumuman tersebut, sementara indeks Nikkei naik 1,2%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: