Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investor Kecewa, Data Ekonomi Terbaru Ganggu Momentum Penguatan Dolar AS

        Investor Kecewa, Data Ekonomi Terbaru Ganggu Momentum Penguatan Dolar AS Kredit Foto: Antara/Bayu Pratama S
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) mengalami koreksi dalam perdagangan di Selasa (14/1). Hal ini terjadi usai adanya data perekonomian terbaru yang lebih rendah dari ekspektasi pasar di Amerika Serikat (AS).

        Dilansir Rabu (15/1),  indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama mengalami koreksi hingga 0,7% ke 109,23. Angka ini sedikit di bawah level tertingginya di 110,17.

        Baca Juga: Kemenekraf Buka Peluang Kerja Sama dengan Telkomsel dalam Pengembangan Ekosistem Digital Ekonomi Kreatif

        Associate Director Monex USA, Helen Given mengatakan pasar tengah kecewa dan melakukan langkah ambil untung menyusul lemahnya data dari Producer Price Index (PPI) Desember 2024.

        “PPI yang lebih rendah membuat pasar tidak terlalu terkesan. Meski dolar melemah, posisinya masih dekat dengan pembukaan sesi,” ujar Helen.

        Meski begitu, pasar masih optimistis secara keseluruhan terhadap pegerakan mata uang dari Dolar AS.Consumer Price Index (CPI) AS akan menjadi perhatian selanjutnya dan diharapkan akan menjadi indikator utama arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

        Pasar memprediksi pemotongan suku bunga pertama oleh bank sentral akan dilakukan pada September 2025. Adapun mereka memprediksi bahwa suku bunga akan diturunkan kurang dari 50 basis poin.

        Baca Juga: Perekonomian Nasional Diproyeksikan Tetap Terjaga pada 2025, Ini Indikatornya

        Di sisi lain, mereka juga menunggu transisi kepemimpinan ke Donald Trump. Pasar berharap kejelasan terkait dengan arah kebijakan sosok tersebut, terutama terkait kebijakan ekonominya, seperti potensi kenaikan tarif impor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi namun berisiko meningkatkan inflasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: