Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        IHSG Menguat Tipis di Tengah Arus Dana Asing yang Keluar, Pasar Masih Rentan Volatilitas

        IHSG Menguat Tipis di Tengah Arus Dana Asing yang Keluar, Pasar Masih Rentan Volatilitas Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Jumat (21/2) dengan kenaikan tipis 0,3% ke level 6.803, meskipun pasar saham Indonesia terus mengalami tekanan akibat arus keluar dana asing.

        Dalam tiga hari terakhir, investor asing mencatatkan net outflow sebesar Rp2,6 triliun (USD159 juta), yang turut menekan saham-saham perbankan big caps seperti BMRI, BBNI, dan BBRI, masing-masing melemah 1,5%, 3,6%, dan 0,5%.

        Di sisi lain, penguatan IHSG lebih banyak didorong oleh saham-saham spekulatif seperti DCII, BREN, dan TPIA. Saham DCII bahkan melonjak 40% dalam dua hari terakhir ke Rp80.650 akibat spekulasi terkait rencana stock split. Namun, pasar masih rentan terhadap koreksi, mengingat minimnya sentimen positif serta aksi jual asing yang masih berlanjut.

        Baca Juga: Bursa Eropa Menggeliat, Pasar Waspada Kebijakan dari Trump

        Hari ini, Senin (24/2/2025), pemerintah dijadwalkan meresmikan BPI Danantara sebagai langkah awal dalam konsolidasi BUMN. Keputusan ini datang di tengah sentimen negatif terhadap saham-saham bank BUMN yang mengalami tekanan jual dalam beberapa hari terakhir.

        Menurut Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, volatilitas pasar masih tinggi dalam sepekan ke depan. Ia mencatat bahwa kondisi pasar global masih cenderung beragam, dengan imbal hasil US Treasury mengalami penurunan, sementara indeks saham Dow Jones dan S&P 500 masing-masing melemah signifikan sebesar 1,7% pada perdagangan Jumat.

        Indikator Pasar:

        IHSG: 6.803 (+0,22%)

        EIDO: 17,60 (-1,35%)

        Dow Jones: 43.428,02 (-1,69%)

        FTSE 100: 8.659,37 (-0,04%)

        USD/IDR: 16.305 (-0,15%)

        Yield Obligasi 10 Tahun: 6,78 (-0,06 bps)

        Harga Minyak: USD 70,40 (-2,87%)

        Net Foreign Purchase: -705,15 miliar

        Saham dengan Net Buy Asing Tertinggi:

        ANTM, ASII, PTRO, AMMN, BULL

        Saham dengan Net Sell Asing Tertinggi:

        BBRI, BBNI, BMRI, BBCA, BRMS

        Saham Paling Aktif Diperdagangkan:

        BBCA, BMRI, BBRI, WIFI, OBAT

        Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan pembukaan kembali perdagangan saham PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) dan PT Golden Flower Tbk (POLU) pada Jumat (21/2/2025). Saham POLU langsung meroket 24,9%, sementara FIMP naik 8,87%.

        Di sektor perbankan digital, PT Bank Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp467 miliar pada 2024, mengalami pertumbuhan 4% secara tahunan (YoY).

        Di sisi makroekonomi, defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) Indonesia membaik di kuartal IV-2024, turun menjadi USD1,1 miliar (0,3% dari PDB) dari USD2,0 miliar (0,6% dari PDB) di kuartal sebelumnya.

        Baca Juga: Hang Seng Menggila, Bursa Asia Ditopang Euforia Investor China

        Meski demikian, secara tahunan, defisit CAD melebar signifikan menjadi USD8,9 miliar dibandingkan USD2,0 miliar pada 2023, dipengaruhi oleh pelemahan ekspor dan ketergantungan yang meningkat terhadap jasa asing.

        Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan akan tetap terkendali di kisaran 0,5%–1,3% dari PDB pada 2025. Namun, ketegangan geopolitik, tarif perdagangan, serta kebijakan moneter AS yang lebih ketat masih berpotensi memicu volatilitas di pasar keuangan global.

        Oleh karena itu, penguatan sektor jasa domestik dan peningkatan investasi akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: