Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Berpotensi Krisis Air Bersih di 2045, Penerapan Teknologi hingga Pengembangan Infrastruktur ini Bisa Jadi Solusi

        Indonesia Berpotensi Krisis Air Bersih di 2045, Penerapan Teknologi hingga Pengembangan Infrastruktur ini Bisa Jadi Solusi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia diprediksi akan mengalami krisis air bersih pada tahun 2045. Mengutip laporan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2020, beberapa wilayah di Indonesia seperti Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan akan mengalami kelangkaan atau krisis air bersih pada 2045, termasuk beberapa wilayah Jawa dan Bali.

        Krisis air bersih menjadi tantangan serius di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Pertumbuhan populasi yang pesat, perubahan iklim, serta pencemaran lingkungan turut memperburuk ketersediaan air bersih. Efek jangka panjangnya, masalah ini dapat berdampak pada kesehatan dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan ini.

        Berikut adalah 4 solusi jitu yang dapat diterapkan guna mengatasi krisis air bersih:

        1. Pengelolaan sumber daya air berkelanjutan

        Pengelolaan air yang efektif mampu menjadi langkah pertama dalam mengatasi krisis air bersih. Hal ini mencakup mulai dari pelestarian sumber air, pengendalian pencemaran, serta efisiensi dalam penggunaan air. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menerapkan kebijakan konservasi air, seperti perlindungan daerah aliran sungai (DAS) dan pengelolaan limbah industri yang ramah lingkungan.

        2. Teknologi pengolahan air yang inovatif

        Penerapan teknologi modern dapat menjadi, salah satu solusi efektif dalam menyediakan air bersih. Beberapa teknologi yang dapat diterapkan antara lain sistem desalinasi air laut, penggunaan filter berbasis membran untuk membersihkan air kotor, serta teknologi pemanenan air hujan. Penerapan teknologi ini akan sangat membantu daerah-daerah yang mengalami kesulitan mendapatkan sumber air bersih.

        3. Pengembangan infrastruktur air

        Pengembangan infrastruktur air merupakan aspek yang cukup krusial, seperti pembangunan waduk, embung, serta memperbarui jaringan distribusi air bersih yang lebih baik. Salah satu caranya, adalah dengan menggunakan media distribusi air yang berkualitas, seperti pipa yang diproduksi dan didistribusikan Vinilon Group.

        Produk pipa yang diproduksi Vinilon sudah terbukti kualitasnya, mulai dari pipa uPVC, HDPE, PPR, dan KRAH yang diproduksi menggunakan peralatan canggih dan standar internasional, serta sudah mengantongi sertifikat, seperti sertifikat ramah lingkungan. Pipa yang diproduksi Vinilon juga terkenal memiliki berbagai keunggulan, seperti bebas timbal, ramah lingkungan, tahan lama, tahan paparan sinar UV, hingga tahan korosi dan abrasi. Membuat umur pipa lebih panjang.

        Dengan adanya infrastruktur yang memadai, ketersediaan air bersih dapat lebih terjamin dan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil yang selama ini mengalami kesulitan akses air bersih.

        4. Edukasi dan kesadaran masyarakat

        Kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi air sangat diperlukan untuk mengurangi pemborosan air. Kampanye edukasi mengenai hemat air, serta cara menjaga kebersihan sumber air harus selalu digencarkan. Dengan demikian, masyarakat dapat berkontribusi langsung dalam mengatasi krisis air bersih dengan mengubah kebiasaan sehari-hari yang lebih ramah lingkungan.

        Tentunya, langkah-langkah ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat agar dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan. Harapannya, dengan menerapkan solusi-solusi di atas, diharapkan krisis air bersih di Indonesia dapat teratasi dan ketersediaan air bagi masyarakat dapat lebih terjamin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: