Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPS: Usaha Konstruksi Jadi Penyebab Pertumbuhan Ekonomi NTT Lambat

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Kupang - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama triwulan I-2015 mencapai 4,60 persen atau melambat dibanding periode yang sama 2014 sebesar 5,74 persen.

        "Perlambatan pertumbuhan ekonomi di NTT pada triwulan pertama 2015 itu disebabkan belum menggeliatnya usaha konstruksi yang mengalami kontraksi sebesar minus 11,22 persen," kata Kepala BPS NTT, Anggoro Dwitjahyono di Kupang, Rabu (6/5/2015).

        Belum menggeliatnya usaha kontruksi, katanya, tampak dari sejumlah prokyek di tingkat Provinsi NTT yang baru dilakukan kontrak pada akhir April 2015. Meskipun ada enam paket pekerjaan dengan dana dari APBN tahun 2015, dari 13 paket proyek sudah dilakukan penandatangan (teken) di Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah VIII Bali- Nusra pada 14 April 2015.

        Padahal Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti dan dipertegas Menteri PU dan Perumahan Rakyat RI, Mochamad Basoeki Hadimoeljono, agar seluruh perangkat kerja dalam jajaran Kabinet Kerja bekerja keras termasuk mempercepat proses penandatangan kontrak untuk dilakasanakan maksimal tanggal 31 Maret 2015.

        Namun masih banyak proyek APBN khususnya proyek pekerjaan jalan nasional di lingkungan Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I NTT yang belum terkontrak hingga akhir Maret 2015, karena berbagai persoalan teknis.

        Menurut Anggoro, perlambatan pertumbuhan ekonomi di NTT pada triwulan pertama 2015 itu juga jika dilihat dari sisi pengeluaran lebih disebabkan terkontraksinya pengeluaran konsumsi pemerintah (minus 51,94 persen) dan perubahan inventori (minus 30,63 persen).

        "Kecuali dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh 17,10 persen," katanya.

        Penyebab perlambatan berbeda apabila dilihat dari sisi produksi, justru mengalami pertumbuhan tertinggi dari usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 8,89 persen. "Pertumbuhan ini didukung oleh semua lapangan usaha. Mialnya usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 8,89 persen, diikuti jasa pendidikan sebesar 8,23 persen, dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 8,04 persen," katanya.

        Ia mengatakan bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi NTT triwulan I-2015 (y-on-y), pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,90 persen. Diikuti administrasi pemerintahan dan jaminan sosial wajib sebesar 0,74 persen, jasa pendidikan sebesar 0,70 persen dan perdagangan besar-eceran, reparasi mobil-sepeda motor sebesar 0,60 persen.

        Pertumbuhan ekonomi NTT triwulan I-2015 terhadap triwulan IV-2014 diwarnai oleh faktor musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,36 persen.

        Lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi pertumbuhan. Namun pertumbuhan ini tidak cukup menahan terjadinya kontraksi ekonomi NTT di triwulan I-2015 sebesar minus 4,83 persen. Hal itu disebabkan oleh lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi pertumbuhan. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Achmad Fauzi

        Bagikan Artikel: