Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah Resmikan Pabrik Emas 60 Ton Per Tahun, Pondasi Awal untuk Bullion Bank

        Pemerintah Resmikan Pabrik Emas 60 Ton Per Tahun, Pondasi Awal untuk Bullion Bank Kredit Foto: MIND ID
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, siap menghadirkan ekosistem pengolahan emas terintegrasi dari hulu hingga hilir. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menyediakan mineral bernilai tambah serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

        Presiden RI Prabowo Subianto, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, serta Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin menghadiri peresmian Precious Metal Refinery (PMR) PT Freeport Indonesia di Gresik, Senin (17/3/2025).

        Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi emas sebesar 50 hingga 60 ton per tahun. Sebagai bagian dari rantai hilirisasi, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTAM), pemegang sertifikasi London Bullion Market Association (LBMA) dengan kadar kemurnian 99,99%, akan membangun fasilitas pengolahan dan sertifikasi emas di kawasan JIPPE, Gresik.

        Baca Juga: Miliki Cadangan 28 Juta Ton, MIND ID Terus Perkuat Industrialisasi Tembaga

        Pabrik ini akan mengolah emas produksi Freeport Indonesia serta menjadi langkah awal dalam membangun bullion bankdi Indonesia.

        Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus bertransformasi dari negara pengekspor bahan mentah menjadi negara industri yang mampu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi.

        "Ini adalah visi kita ke depan. Indonesia tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi juga menghasilkan produk jadi yang memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian nasional," ujar Prabowo.

        Presiden juga menekankan pentingnya optimalisasi pengelolaan sumber daya alam serta pengawasan lebih ketat agar tidak terjadi penyimpangan, seperti penyelundupan emas ke luar negeri yang dapat merugikan negara.

        Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pembangunan pabrik ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam mempercepat hilirisasi mineral. Ia menerangkan bahwa sejak 2018, Freeport diwajibkan membangun smelter sebagai syarat perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK).

        Pembangunan smelter ini menelan investasi sebesar USD 4,2 miliar, dengan fasilitas pemurnian emasnya sendiri mencapai USD 630 juta atau sekitar Rp10 triliun.

        Baca Juga: Prabowo Resmikan Pabrik Emas Milik Freeport di KEK Gresik

        Sebagai kelanjutan dari hilirisasi, Freeport Indonesia juga akan membangun industri turunan tembaga, seperti copper foildan kabel, dengan investasi sekitar Rp6 triliun di Gresik. Proyek ini diperkirakan akan memberikan multiplier effectekonomi yang besar ke berbagai sektor terkait.

        "Inilah yang diharapkan pemerintah, agar Indonesia benar-benar menjalankan program hilirisasi hingga menghasilkan produk jadi," ujar Bahlil.

        Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menegaskan bahwa sebagai representasi negara dalam pengelolaan sumber daya mineral, MIND ID berkomitmen untuk terus mendukung kedaulatan mineral Indonesia.

        Tidak hanya berfokus pada eksplorasi dan pertambangan, MIND ID bersama seluruh anggota grup berupaya melengkapi rantai pasok pengolahan mineral dan batu bara nasional guna memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada impor.

        Maroef juga mengungkapkan bahwa ANTAM saat ini telah bekerja sama dengan Freeport Indonesia untuk mengoptimalkan pemanfaatan emas domestik dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.

        Baca Juga: Tekan Impor Bahan Baku, MIND ID Yakin Hilirisasi Jadi Solusi

        Dengan optimalisasi dan ekspansi fasilitas pengolahan, ANTAM ke depan diharapkan mampu menyerap seluruh produksi emas Freeport guna memenuhi kebutuhan emas domestik yang mencapai 70 ton per tahun.

        "Kami berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan. Peresmian fasilitas PMR ini menjadi bukti MIND ID sebagai penggerak hilirisasi yang menciptakan nilai tambah bagi Indonesia," kata Maroef.

        Lebih lanjut, Maroef menegaskan bahwa hilirisasi dan industrialisasi berbasis bahan baku mineral Indonesia akan berperan besar dalam menggerakkan ekonomi nasional.

        "Dengan program strategis ini, Indonesia tidak hanya mampu menghasilkan produk bernilai tambah lebih tinggi, tetapi juga menyerap tenaga kerja, memperkuat infrastruktur, dan menggerakkan berbagai sektor ekonomi, baik formal maupun informal, di daerah operasional industri tambang," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: