Di Tengah Badai Global, Sri Mulyani Jaga Inflasi Tetap Jinak dan Rakyat Tetap Makan

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa tingkat inflasi Indonesia pada Maret 2025 masih berada dalam batas yang terkendali, meskipun tekanan global dan gejolak tarif internasional meningkat.

Ia mencatat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan sebesar 1,03% secara tahunan (year-on-year), dengan inflasi inti tercatat sebesar 2,48%.

Lebih lanjut, kelompok pangan bergejolak (volatile food) mencatat inflasi tahunan sebesar 0,37%, menurun dibandingkan Februari yang tercatat 0,56%. Komoditas yang mengalami tekanan harga antara lain beras, cabai, dan bawang merah, yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.

Baca Juga: Bahas Tarif Trump, Sri Mulyani Duduk Bareng Dubes AS

“Inflasi kita tetap terkendali karena ada kerja sama erat antara pemerintah pusat dan daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). Ini juga didukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” terang Sri Mulyani dalam paparannya di konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (24/4/2025).

Baca Juga: Sri Mulyani Siapkan Anggaran Rp2,66 triliun untuk Tukin 31.066 Dosen

Sementara itu, kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices) justru mengalami deflasi sebesar 3,16%. Hal ini disebabkan oleh berakhirnya program diskon tarif listrik rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah.

Sri Mulyani menegaskan bahwa stabilitas harga tetap menjadi prioritas pemerintah. Langkah-langkah pengendalian inflasi akan terus dilanjutkan, termasuk memperkuat pasokan pangan, menjaga rantai distribusi, dan mempercepat realisasi anggaran guna mendukung daya beli masyarakat.

“Kebijakan fiskal dan moneter akan terus kami selaraskan untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap dalam sasaran 2,5% plus minus 1%,” ujarnya.