
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar pertemuan bilateral dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, H.E. Kamala Shirin Lakhdir, guna membahas sejumlah isu strategis, termasuk negosiasi tarif perdagangan yang diberlakukan pemerintah AS terhadap berbagai produk ekspor Indonesia.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @smindrawati yang dikutip Kamis (17/4/2025), Sri Mulyani menyebutkan bahwa pertemuan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Baca Juga: Sri Mulyani hingga Airlangga Terbang ke AS Buat Lobi Tarif 32%
“Salah satu topik penting yang kami bahas adalah upaya Indonesia dalam melakukan negosiasi pengenaan tarif perdagangan oleh Amerika Serikat. Kami berdiskusi secara terbuka mengenai langkah-langkah yang bisa ditempuh bersama agar isu ini dapat diselesaikan dengan tetap mengedepankan asas keadilan bagi kepentingan ekonomi kedua negara dan dunia,” tulis Sri Mulyani.
Negosiasi tarif tersebut menjadi krusial setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald J. Trump kembali memperketat kebijakan perdagangannya melalui tarif tinggi terhadap sejumlah mitra dagang, termasuk Indonesia. Di tengah memanasnya tensi geopolitik dan risiko perlambatan ekonomi global, Indonesia mendorong pendekatan diplomatik untuk menjaga kelangsungan ekspor dan stabilitas neraca perdagangan.
Baca Juga: Tarif Trump Bisa Jadi Senjata Makan Tuan? Sri Mulyani Sebut Dunia Cari Alternatif Dagang Baru
Selain isu tarif, Sri Mulyani juga menyampaikan kepada Dubes Kamala mengenai arah kebijakan fiskal Indonesia melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang telah disusun untuk mendukung program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
“APBN 2025 disiapkan untuk mewujudkan berbagai program pro-rakyat seperti makan bergizi gratis, perlindungan sosial, hingga program pembangunan 3 juta rumah untuk masyarakat. Semua itu dirancang dengan tetap menjaga prinsip prudentdan sustainable,” ujar Sri Mulyani.
Ia menyebut diskusi dengan Dubes Kamala berlangsung produktif dan terbuka. Menurutnya, hubungan ekonomi yang kuat antara Indonesia dan Amerika Serikat harus dibangun di atas prinsip saling menghormati dan kepentingan bersama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement