Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wamentan Targetkan Indonesia Jadi Raksasa Pangan Dunia

        Wamentan Targetkan Indonesia Jadi Raksasa Pangan Dunia Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan Indonesia tidak lagi sekadar mengejar swasembada pangan. Pemerintah kini membidik peran global sebagai lumbung pangan dunia.

        “Prioritas kami tetap rakyat Indonesia, tapi dunia pun butuh makan. Dan Indonesia siap ambil peran,” ujar Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, dalam keterangannya di International Fertilizer Producers Event di Bali, Kamis (24/4/2025).

        Mas Dar menegaskan, ambisi ini berangkat dari data yang kuat. Hingga April 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi gabah nasional mencapai 13,9 juta ton, sementara kebutuhan beras dalam negeri hanya sekitar 10,37 juta ton. Artinya, Indonesia mencatat surplus beras yang signifikan.

        Baca Juga: Hadapi Fluktuasi Harga Telur, Kementan Luncurkan Langkah Strategis untuk Peternak

        Ia juga menyebut program pompanisasi dan pipanisasi sebagai faktor penting peningkatan produktivitas. Lebih dari dua juta hektare lahan berhasil diairi, memungkinkan petani menanam hingga tiga kali dalam setahun.

        “Ini capaian luar biasa. Indeks pertanaman kita naik, artinya lahan kita makin produktif. Ini membuka jalan lebar ke arah swasembada,” jelasnya.

        Di sisi hilir, Perum Bulog telah menyerap 1,4 juta ton gabah dari target 2 juta ton pada April. Jika target ini tercapai, menurut Mas Dar, Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras. Langkah ini dinilai strategis di tengah krisis pangan yang melanda sejumlah negara seperti Jepang, Filipina, dan Malaysia.

        Meski begitu, Wamentan tidak menutup mata terhadap tantangan global seperti perubahan iklim dan lonjakan populasi. Ia menekankan pentingnya pupuk sebagai elemen kunci dalam sistem pertanian modern.

        Baca Juga: Jaminan Keamanan Pangan Program MBG: Urgensi Pemenuhan Standar dan Penguatan Pengawasan

        “Tanpa pupuk, benih dan air saja tak cukup. Pupuk adalah tulang punggung ketahanan pangan,” tegasnya.

        Sudaryono pun mengajak negara lain dan pelaku industri pupuk global untuk memperkuat kerja sama, menjamin ketersediaan bahan baku, serta mengembangkan pupuk yang lebih ramah lingkungan.

        “Indonesia terbuka untuk kolaborasi. Kita harus bergerak bersama membangun pertanian masa depan yang berkelanjutan,” ujarnya.

        Ia menutup pernyataannya dengan ajakan untuk membangun kerja sama konkret demi masa depan pertanian dunia. Indonesia, katanya, tak lagi hanya bertahan, tetapi siap menjadi pemain utama dalam ketahanan pangan global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: