Kredit Foto: Istimewa
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) tampaknya menghadapi tantangan pada awal tahun 2025. Merujuk laporan kuartal I 2025, perusahaan mencatatkan laba bersih USD31,37 juta, turun 33,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD47,51 juta. Hal ini membuat laba per saham dasar ikut tergerus menjadi USD0,0008 dari sebelumnya USD0,0011.
Pendapatan PGEO sepanjang kuartal I tercatat sebesar USD101,50 juta, sedikit turun 1,75% dari USD103,31 juta di periode yang sama tahun 2024. Dari sisi geografis, Kamojang masih menjadi penyumbang terbesar dengan USD39,08 juta, diikuti Ulubelu sebesar USD28,12 juta, Lahendong USD21,31 juta, Lumut Balai USD10,51 juta, dan Karaha sebesar USD2,46 juta.
Baca Juga: 14 Kali Berturut, Pertamina Geothermal (PGEO) Sabet Penghargaan PROPER Emas
Meski pendapatan merosot, beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya justru meningkat menjadi USD43,25 juta dari USD40,50 juta. Akibatnya, laba bruto turun menjadi USD58,25 juta dari sebelumnya USD62,81 juta. Laba usaha juga sedikit tertekan menjadi USD55,33 juta dari USD58,26 juta pada kuartal I 2024.
Dari sisi neraca, total aset PGEO per 31 Maret 2025 mencapai USD3,02 miliar, naik dari posisi akhir tahun sebelumnya sebesar USD2,99 miliar. Liabilitas mengalami sedikit penurunan menjadi USD985,21 juta dari USD988,64 juta.
Secara rinci, liabilitas jangka panjang sebesar USD788,63 juta dan jangka pendek USD196,58 juta. Sementara ekuitas naik tipis menjadi USD2,04 miliar dari USD2 miliar per akhir Desember 2024.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: