Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Bitcoin Kembali Stabil, Sempat Mendekati US$96.000

        Harga Bitcoin Kembali Stabil, Sempat Mendekati US$96.000 Kredit Foto: Unsplash
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa kripto mengalami perdagangan yang relatif tenang di Selasa (29/4). Pasar nampaknya tengah bimbang dan mencerna dampak kebijakan tarif terhada ekonomi global dan Amerika Serikat (AS).

        Dilansir dari Coindesk, Rabu (30/4), Harga Bitcoin (BTC) diperdagangkan dalam kisaran US$94.000-US$95.400. Ia sempat mendekati level US$96.000. 

        Baca Juga: ETF Bitcoin BlackRock Kembali Cetak Rekor, Dana Masuk Capai Rp16,2 Triliun

        Adapun Indeks CoinDesk 20 yang mencakup dua puluh mata uang kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar (kecuali stablecoin, koin bursa, dan meme coin) tercatat menguat 1,1%.

        Kepala Alpha Strategies Bitwise, Jeff Park mengatakan bahwa pasar nampaknya tengah bimbang dan memilih untuk melakukan risk-taking dalam bursa saham selagi mencerna dampak kebijakan tarif terhadap ekonomi dari AS.

        Meskipun kondisi makro menunjukkan pelemahan, performa pasar kripto dan saham terlihat tidak terlalu terpengaruh. Beberapa analis melihat ini sebagai ketidaksesuaian dengan data ekonomi terkini yang menunjukkan perlambatan signifikan, terutama akibat kebijakan tarif yang dicanangkan oleh Gedung Putih.

        Indeks kepercayaan konsumen jatuh ke titik terendah sejak Mei 2020. JOLTS menunjukkan jumlah lowongan kerja turun menjadi 7,19 juta di Maret 2024. Capaian tersebut lebih rendah dari ekspektasi 7,5 juta. Sementara outlook konsumen tercatat paling pesimis sejak 2011.

        Adapun Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Howard Lutnick mengungkapkan bahwa kesepakatan dagang telah dicapai dengan satu negara, meskipun masih menunggu ratifikasi oleh para pemimpin negara tersebut.

        Park juga menambahkan bahwa pasar tengah waspada terhadappotensi terguncangnya kredibilitas kredit hingga penggunaan dolar secara global akibat ulah dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

        Baca Juga: Anaknya Trump Bangun Hotel Mewah, Pengunjung Dapat Bayar Pakai Bitcoin

        “Fokus pasar yang hanya pada kemungkinan pemotongan suku bunga sangat sempit. Jika konsep 'aset bebas risiko' terguncang, maka biaya modal global pasti meningkat,” lanjutnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: