Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bangun Target Swasembada Garam pada 2027, KKP Buka Peluang Investasi di Sentra Garam Rote Ndao

        Bangun Target Swasembada Garam pada 2027, KKP Buka Peluang Investasi di Sentra Garam Rote Ndao Kredit Foto: KKP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan kesempatan investasi dalam pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini dirancang sebagai percontohan pengembangan industri garam nasional guna mencapai target swasembada garam pada 2027, sebagaimana diamanatkan dalam Perpres No. 17 Tahun 2025.

        Rote Ndao dinilai memiliki potensi lahan seluas lebih dari 10.000 hektare dengan iklim yang mendukung, termasuk musim kemarau panjang selama enam hingga tujuh bulan per tahun. Karakteristik geografisnya mirip dengan daerah penghasil garam kelas dunia seperti Dampier, Australia. KKP menargetkan produktivitas lahan mencapai 200 ton per hektare per siklus.

        K-SIGN akan dikelola secara terintegrasi dengan melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN seperti PT Garam, serta investor swasta. Model bisnis yang ditawarkan mencakup pengelolaan tambak, pembangunan fasilitas produksi, gudang, washing plant, refinery, dan sistem distribusi yang terhubung.

        “Ini adalah bentuk konkret keberpihakan pemerintah kepada industri garam nasional. Rote Ndao akan menjadi wajah baru pergaraman Indonesia yang berdaya saing tinggi,” ujar Dirjen Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Rabu (18/6).

        Baca Juga: Komdigi Pacu Investasi Digital Lewat Kemitraan Global

        Koswara menambahkan bahwa kawasan ini juga akan menjadi pusat pengembangan hilirisasi garam bernilai tinggi.

        Proyek K-SIGN diperkirakan mampu menyerap hingga 26.000 tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat hingga 2,5 kali Upah Minimum Regional (UMR) setempat. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor garam, yang saat ini masih mencapai lebih dari 2,5 juta ton per tahun untuk kebutuhan industri kimia dan pangan.

        Investasi di K-SIGN tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan teknologi, mekanisasi, dan tata kelola modern, kawasan ini diharapkan menjadi tolok ukur baru industri garam di wilayah tropis.

        Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, telah melakukan kick-off pembangunan K-SIGN di Desa Matasio, Kabupaten Rote Ndao, pada awal Juni 2026. Pengembangan sentra industri garam ini menggunakan pendekatan ekstensifikasi terpadu, meliputi pembangunan tambak modern, fasilitas penyimpanan dan pengolahan, serta penataan kelembagaan dan kerja sama produksi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: