Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investasi Danantara Mengalir ke Emiten Strategis, Siapa Saja yang Diuntungkan?

        Investasi Danantara Mengalir ke Emiten Strategis, Siapa Saja yang Diuntungkan? Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejumlah emiten strategis nasional kini menjadi target investasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia). Lewat skema investasi langsung, Danantara menyasar sektor-sektor prioritas mulai dari energi hijau, hilirisasi tambang, industri kimia dasar, hingga transportasi udara.

        Perusahaan terbuka seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), hingga PT Sentul City Tbk (BKSL) masuk dalam radar investasi Danantara. Seluruh emiten tersebut terlibat dalam proyek nasional yang menjadi pilar transisi ekonomi—dari pembangunan ekosistem kendaraan listrik, penguatan rantai pasok kimia industri, pengembangan energi terbarukan, hingga restrukturisasi transportasi udara.

        Baca Juga: Garuda Full Senyum, Danantara Gelontorkan Dana Rp6,65 Triliun

        Ini menjadi sinyal kuat bahwa arah pembangunan ekonomi masa depan Indonesia akan digerakkan oleh perusahaan-perusahaan yang kini menjadi “anak emas” baru Danantara.

        1. Danantara Kucurkan Dana ke Proyek Baterai EV CATL yang Libatkan ANTM

        Menteri Investasi/Kepala BKPM dan Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani menyatakan bahwa Danantara kini berperan langsung dalam menyelesaikan kendala pembiayaan pada proyek baterai kendaraan listrik yang sempat tertunda. Proyek ini melibatkan perusahaan baterai Tiongkok, CATL, serta perusahaan nasional termasuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang memasok bahan baku nikel.

        “Kalau dulu mungkin ada kendala pendanaan. Tapi sejak ada Danantara ini, kita yang bantu. Karena proyek ini memang sangat baik, dari return hingga penciptaan lapangan kerja,” kata Rosan, Kamis (23/2/2025).

        Proyek ini merupakan bagian dari ekosistem hilirisasi kendaraan listrik yang dikembangkan bersama dua konsorsium besar: CATL dan Huayou. Pemerintah ingin memastikan seluruh rantai nilai, mulai dari tambang hingga produksi baterai, terjadi di dalam negeri.

        2. BKSL Disiapkan Jadi Penyedia Lahan Proyek PLTS Nasional

        PT Sentul City Tbk (BKSL) menjadi bagian dari proyek energi bersih nasional. Danantara dikabarkan tengah bekerja sama dengan mitra asal Tiongkok dan BKSL dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). BKSL akan menyediakan lahan sebagai kontribusi utama.

        Sumber pelaku pasar menyebut lahan milik BKSL—yang mencapai lebih dari 14.000 hektare—berpotensi dikembangkan menjadi aset energi surya strategis, khususnya di wilayah Jabodetabek. Ini sejalan dengan strategi diversifikasi BKSL yang mulai menggarap aset non-properti.

        3. Danantara Siapkan Pendanaan Proyek 3 GW Panas Bumi PGEO

        PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi mitra strategis Danantara dalam proyek besar pembangkit panas bumi. Melalui nota kesepahaman yang telah diteken, Danantara dan PGEO menargetkan kapasitas tambahan 3 gigawatt dari energi panas bumi—bagian dari total target 5,2 GW dalam RUPTL 2025–2034.

        Langkah ini akan memperkuat dominasi PGEO dalam ekosistem energi hijau nasional sekaligus menarik mitra global untuk masuk ke dalam proyek-proyek energi baru terbarukan Indonesia.

        Baca Juga: Danantara Bersama INA Investasi Rp13 Triliun ke Pabrik Kimia Chandra Asri

        4. Garuda (GIAA) Dapat Suntikan USD405 Juta untuk Pemulihan Armada

        PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), maskapai pelat merah yang sempat terlilit utang jumbo, kini menerima pendanaan segar dari Danantara sebesar USD405 juta (Rp6,6 triliun). Dana ini digunakan untuk ekspansi dan modernisasi armada hingga mencapai 120 pesawat dalam 5 tahun mendatang.

        Pendanaan ini menandai pergeseran peran negara dari sekadar penyelamat (bailout) menjadi akselerator pemulihan dan transformasi perusahaan strategis di sektor transportasi udara.

        5. Chandra Asri Alkali Raup Rp12,9 Triliun dari Danantara untuk Pabrik Kimia Dasar

        Proyek Chlor Alkali–Ethylene Dichloride (CA–EDC) milik PT Chandra Asri Alkali (anak usaha Chandra Asri Group) mendapat komitmen pembiayaan gabungan dari Danantara dan INA senilai USD800 juta (Rp12,9 triliun). Proyek ini resmi masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) dan akan dibangun di Cilegon, Banten.

        Pabrik ini akan memproduksi soda kaustik dan ethylene dichloride, bahan baku penting untuk industri pengolahan alumina dan nikel. Proyek ini ditargetkan mengurangi ketergantungan impor hingga Rp4,9 triliun per tahun dan menciptakan potensi ekspor senilai Rp5 triliun per tahun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: