DevRev Hadirkan 'Sistem Operasi' untuk GenAI, Siap Dorong Inovasi AI di Indonesia
Kredit Foto: Ist
Era kecerdasan buatan generatif (GenAI) dinilai tengah memasuki masa revolusioner seperti era komputer pribadi di tahun 80-an, ketika Intel dan Microsoft membawa perubahan besar melalui kolaborasi perangkat keras dan sistem operasi.
Kini, teknologi LLM (Large Language Model) menjadi fondasi utama, namun tetap membutuhkan sistem yang menjembatani penerapannya secara nyata di dunia bisnis.
Menjawab tantangan ini, Dheeraj Pandey mendirikan DevRev.ai, sebuah platform inovatif yang dirancang sebagai “sistem operasi” untuk GenAI.
“DevRev ibarat sistem operasi yang menjadikan teknologi LLM benar-benar berguna dan dapat diakses oleh organisasi dari berbagai sektor,” ujar Dheeraj saat berkunjung ke Jakarta belum lama ini.
Dheeraj bukan sosok baru di dunia teknologi. Ia merupakan pendiri Nutanix, perusahaan yang menyederhanakan infrastruktur software-defined.
Bersama rekannya sesama mantan eksekutif Nutanix, Manoj Agarwal, ia merintis DevRev dengan visi serupa: memudahkan perusahaan dalam mengadopsi LLM untuk mendukung produktivitas dan efisiensi.
Dalam waktu singkat, DevRev mencatat pencapaian luar biasa. Berdiri pada 2021, perusahaan ini resmi menyandang status unicorn di tahun 2024 dengan valuasi lebih dari US$1 miliar, menjadikannya salah satu perusahaan AI dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Secara teknis, DevRev menawarkan platform conversational AI yang memungkinkan pembuatan agen kecerdasan buatan berbasis bahasa alami.
Agen ini dapat digunakan untuk berbagai fungsi—mulai dari pencarian informasi internal, peringkasan laporan, hingga analisis data dan prediksi—semuanya hanya dengan perintah bahasa sehari-hari.
Tiga pilar utama DevRev meliputi:
- Search: Mampu mencari informasi dari berbagai sumber data internal, baik yang terstruktur maupun tidak.
- Reasoning: Mengolah dan menyatukan berbagai informasi menjadi jawaban yang komprehensif.
- Workflow: Menyederhanakan dan mengotomatiskan berbagai proses kerja yang sebelumnya dilakukan manual.
Salah satu implementasi nyata DevRev adalah agen AI untuk layanan pelanggan. Agen ini dapat langsung merespons keluhan dengan menarik data dari FAQ, dokumen dukungan, dan database keluhan sebelumnya.
Selain itu, agen ini dapat mengidentifikasi pola keluhan dan mengarahkan temuan tersebut ke platform manajemen proyek seperti Jira untuk ditindaklanjuti oleh tim pengembang.
DevRev juga menyediakan agen AI siap pakai untuk employee experience dan developer experience, serta mendukung perusahaan dalam membangun agen AI khusus untuk kebutuhan spesifik, seperti analisis pendapatan atau operasional internal.
Untuk mendukung kemampuan platformnya, DevRev mengembangkan dua teknologi inti: Airdrop dan Knowledge Graph.
Airdrop memungkinkan integrasi data dari berbagai sistem dan sumber lama, sedangkan Knowledge Graph berfungsi mengelola dan memahami data tersebut secara komprehensif menggunakan LLM. Hasilnya, agen AI dapat memberikan jawaban yang lebih tepat dan relevan.
Komitmen DevRev juga mencakup pasar Indonesia, yang disebut Dheeraj memiliki potensi besar. “Indonesia memiliki lebih dari 3,1 juta developer yang berkontribusi di GitHub—terbesar ketiga di Asia,” ujarnya.
Menurutnya, generasi muda Indonesia yang akrab dengan GenAI berpeluang besar memanfaatkan DevRev untuk meningkatkan produktivitas melalui akses informasi yang cepat dan efisien.
“Kami percaya bahwa produktivitas dimulai dari pengetahuan. DevRev memungkinkan semua orang menemukan informasi yang mereka butuhkan hanya dengan bahasa sehari-hari,” pungkas Dheeraj.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan agen AI yang membawa dampak nyata, serta komitmen DevRev dalam mendukung komunitas teknologi di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat