Kredit Foto: KSFP
PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP), anak perusahaan PT Kimia Farma Tbk yang merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), berhasil meraih penghargaan dalam ajang 7th State-Owned Enterprise (SOE) Subsidiaries Awards 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas kinerja dan kontribusi strategis KFSP dalam mendukung ketahanan industri farmasi nasional, khususnya pada sektor Active Pharmaceutical Ingredients (API) atau bahan baku obat.
Direktur Utama KFSP, Pamian Siregar, menyampaikan bahwa penghargaan ini menjadi bukti komitmen KFSP menghadapi tantangan besar di industri API yang masih tergolong infant industry.
“Industri bahan baku obat di Indonesia masih menghadapi banyak hambatan, mulai dari skala ekonomi, teknologi, sumber daya manusia, keterbatasan industri hulu, hingga tekanan kompetisi global. Namun, sebagai anak perusahaan BUMN, KFSP memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga pasokan bahan baku obat strategis dalam negeri,” ujar Pamian.
Sejak berdiri pada 2016, KFSP menjadi pionir industri API kimia dan pabrik API halal pertama di Indonesia. Perusahaan ini didirikan sebagai bagian dari program pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat yang sebelumnya mencapai 90–95%. Beroperasi sejak 2018, KFSP telah memproduksi 19 jenis API strategis, seperti Simvastatin, Atorvastatin, Clopidogrel, Anti Retroviral (ARV), hingga Remdesivir.
Produksi API lokal oleh KFSP mendukung program substitusi impor dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor farmasi. Pamian menyebut keberhasilan KFSP sebagai pencapaian luar biasa di tengah tekanan global yang masih melingkupi industri bahan baku obat dalam beberapa tahun terakhir.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak atas dukungan terhadap pengembangan industri API nasional. “Kami mengucapkan terima kasih kepada industri farmasi nasional dan stakeholder pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, dan Badan POM, yang terus mendukung pengembangan industri bahan baku obat dalam negeri,” katanya.
Pamian menambahkan bahwa pencapaian ini menjadi model bagi pemerintah dalam membangun industri strategis melalui pendekatan non-pasar. Ia berharap konsistensi dukungan pemerintah dapat mendorong kontribusi jangka panjang KFSP dalam menurunkan devisa keluar akibat impor bahan baku obat serta meningkatkan daya saing industri farmasi nasional di pasar global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: