Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waskita Masih Berdarah, Sinyal Pemulihan BUMN Karya Makin Suram

        Waskita Masih Berdarah, Sinyal Pemulihan BUMN Karya Makin Suram Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kembali mencatatkan kerugian jumbo sebesar Rp2,15 triliun pada kuartal I/2025, mempertegas krisis berkepanjangan yang masih membelit sektor konstruksi pelat merah. Pendapatan usaha anjlok 37,8% secara tahunan dari Rp2,17 triliun menjadi Rp1,35 triliun, sementara beban pokok pendapatan dan beban bunga tetap tinggi.

        Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyebut kerugian tersebut sudah sesuai ekspektasi pasar. Namun, ia mengingatkan bahwa penyelamatan sektor BUMN Karya seperti Waskita Karya akan memerlukan waktu panjang dan langkah penuh kehati-hatian.

        “Kerugian itu sudah expected. Tapi proses restrukturisasi dan penyelamatan sektor BUMN Karya ini tidak bisa instan. Banyak variabel—hukum, governance, hingga utang besar—yang harus diperhitungkan,” ujar Rully kepada media, Selasa (15/7/2025).

        Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Dapat Panggilan Sidang PKPU, Manajemen Bilang Begini

        Salah satu entitas yang sebelumnya disebut akan memberikan bantuan, yakni Danantara (lembaga investasi pemerintah), diperkirakan belum menjadikan BUMN Karya sebagai prioritas pendanaan. Rully menilai Danantara akan sangat selektif, mengingat tingginya risiko hukum dan keuangan.

        “Kasus Garuda Indonesia sudah jadi pelajaran. Mereka sangat hati-hati. Bantuan ke sektor seperti Waskita jelas butuh due diligence mendalam,” katanya.

        Berdasarkan laporan keuangan, Waskita mengalami pelebaran saldo rugi belum ditentukan penggunaannya menjadi Rp17,54 triliun, naik dari Rp16,29 triliun pada akhir 2024. Ekuitas perusahaan menyusut menjadi Rp6,55 triliun dari sebelumnya Rp7,88 triliun. Total aset menurun menjadi Rp74,7 triliun, sementara liabilitas hanya turun tipis ke Rp68,1 triliun, menandakan belum ada restrukturisasi signifikan.

        Kondisi arus kas operasional juga memburuk drastis. Pada kuartal I/2025, Waskita mencatatkan arus kas negatif sebesar Rp1,45 triliun, berbanding terbalik dengan kuartal I/2024 yang masih mencatatkan surplus Rp251 miliar. Meski ada pemasukan dari pelepasan aset jalan tol, arus kas pendanaan tetap dibutuhkan dan tercatat positif Rp1,09 triliun, menurun dari Rp1,84 triliun setahun sebelumnya.

        Baca Juga: Waskita Karya Kantongi Kontrak Baru Rp1,4 Triliun Sepanjang 2025

        Adapun saham Waskita Karya (WSKT) masih berada dalam status suspensi penuh di seluruh pasar sejak Mei 2024. Jika tidak ada perbaikan signifikan, potensi delisting pada Mei 2026 kian terbuka.

        Rully memperkirakan bahwa pemerintah akan mulai menggeser fokus dari pembangunan infrastruktur masif ke proyek-proyek yang lebih selektif dan terukur.

        “Kalau pemerintah tidak agresif lagi belanja infrastruktur, ini justru bisa memberi ruang bagi pemulihan BUMN Karya. Tapi efisiensi dan manajemen risiko tetap harus dibenahi,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: