Simposium Internasional BRIN dan IJBNet, Ajang Kolaborasi Indonesia-Jepang untuk Pengembangan Basis Data Jejak Karbon
Kredit Foto: Istimewa
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Indonesia-Japan Biofuels Network (IJBNet) serta berbagai institusi dari Jepang menyelenggarakan Simposium Internasional bertajuk “Indonesia’s Environmental Impact Assessment National Database Development Project to Contribute to a New Industrial Model”.
Acara ini digelar di Gedung BRIN Gatot Subroto, Jakarta Selatan, dan dihadiri secara hybrid oleh para pakar lingkungan, akademisi, pelaku industri, serta perwakilan pemerintah dari Indonesia dan Jepang.
Simposium ini menjadi wadah penting untuk memperkuat kerja sama Indonesia-Jepang dalam pengembangan basis data jejak karbon (carbon footprint) dan metodologi penetapan harga karbon. Kolaborasi ini melibatkan BRIN, Universitas Waseda Jepang, Lexer Research, Green CPS, dan IJBNet, dengan dukungan dari berbagai kementerian dan lembaga terkait.
Dr. Himma Firdaus, Plt. Kepala PR Teknologi Pengujian dan Standar BRIN, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif strategis ini.
“Indonesia telah menetapkan target mencapai net zero emission (NZE) pada 2060. Untuk mencapainya, diperlukan data akurat, metodologi andal, dan kolaborasi kuat antar-pemangku kepentingan,” tegasnya.
Baca Juga: Pengiriman Mobil dari Jepang ke Amerika Serikat Menyusut 26,7 Persen
Beliau juga menekankan pentingnya basis data jejak karbon dan metode penghitungan harga karbon sebagai fondasi kebijakan berbasis sains. “Forum ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat, serta mempererat kemitraan dengan Jepang,” tambahnya.
Dr. Masahiro Nakamura, CEO Lexer Research dan Ketua Green CPS Council, memaparkan strategi Green Transformation (GX) dan Digital Transformation (DX) sebagai kunci memajukan industri hijau Indonesia. Beliau memperkenalkan sistem cyber-physical yang memanfaatkan IoT untuk menghitung jejak karbon secara otomatis menggunakan data primer.
Selain itu, Nakamura juga mempresentasikan model bisnis berbasis e-Power Turbin Gas Mikro yang menggunakan minyak kelapa mentah (CCO) sebagai bahan bakar berkelanjutan. “Ini adalah langkah konkret menuju masyarakat energi berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya lokal Indonesia,” jelasnya.
Simposium ini secara khusus membahas pengembangan basis data karbon untuk sektor-sektor utama seperti Mineral dan Energi, Pertanian, dan Otomotif.
Dengan memanfaatkan teknologi DX/GX, inisiatif ini bertujuan membangun sistem pemantauan emisi gas rumah kaca (GRK) yang mencakup seluruh rantai produksi, konsumsi, dan pembuangan. Basis data yang dikembangkan nantinya akan menjadi platform kolaboratif bagi industri, pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam mendukung target NZE 2060.
Beberapa pembicara kunci dalam simposium ini antara lain:
- Prof. Norihiro Itsubo (Universitas Waseda, Jepang)
- Prof. (Riset) Irhan Febijanto (BRIN, Indonesia)
- Dr. Kiyotaka Tahara (National Institute of Advanced Industrial Science and Technology/AIST, Jepang)
- Dr. Wahyu Marjaka (Direktur Tata Kelola Penerapan Nilai Ekonomi Karbon, KLHK)
- Perwakilan Kementerian ESDM, Perindustrian, OJK, dan IDX Carbon
Pada sesi kedua, dibahas lebih lanjut mengenai standarisasi industri hijau, pasar karbon, dan pendanaan berkelanjutan dengan narasumber dari Kementerian Perindustrian, OJK, IDX Carbon, dan PT Life Cycle Indonesia.
Baca Juga: Cisco Umumkan Inisiatif AI dan Keamanan Siber di Indonesia, Gandeng BRIN, Komdigi, IOH, dan NVIDIA
Di akhir acara, Dr. Masahiro Nakamura dan Dr. Salim Mustofa (Sekjen IJBNet) mengusulkan pembentukan konsorsium baru Indonesia-Jepang untuk pengembangan Database LCA (Life Cycle Assessment) Nasional. Konsorsium ini akan melibatkan:
- Jepang: Universitas Waseda, Lexer Research, AIST
- Indonesia: BRIN, KLHK, Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, OJK, IDX Carbon, IJBNet, dan lainnya
Simposium ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menjadi langkah nyata menuju industri rendah karbon dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi internasional yang kuat, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai target Net Zero Emission 2060 sekaligus meningkatkan daya saing global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: