Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Inflasi Medis Meroket, Industri Asuransi Tertekan Imbas Kenaikan Klaim

        Inflasi Medis Meroket, Industri Asuransi Tertekan Imbas Kenaikan Klaim Kredit Foto: YouTube
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri asuransi nasional kembali menghadapi tekanan berat akibat melonjaknya inflasi medis yang jauh melampaui inflasi umum. Menurut data CORE Indonesia, inflasi kesehatan mencapai 13,60% pada 2025, lima hingga enam kali lebih tinggi dibandingkan headline inflation yang hanya 1,87% per Juni 2025.

        Kondisi ini menyebabkan biaya klaim meningkat signifikan, terutama pada lini asuransi kesehatan. Rasio kerugian (loss ratio) untuk reasuransi kesehatan tercatat menembus 141% pada kuartal I-2025, menunjukkan bahwa pembayaran klaim jauh melampaui penerimaan premi.

        Ekonom dan Pendiri CORE Indonesia, Hendri Saparini, menilai lonjakan inflasi medis sebagai ancaman nyata bagi keberlanjutan industri. Ia menegaskan bahwa tekanan biaya ini tidak diimbangi oleh pertumbuhan premi yang sepadan.

        Baca Juga: Tak Cukup Co-Payment! Prudential Waspadai Lonjakan Premi karena Inflasi Medis

        “Inflasi medis tahun ini sangat tinggi, sekitar 13%. Biaya klaim meningkat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan premi. Jadi, pendapatan menurun, beban operasional juga menurun, tapi biaya klaim justru meningkat,” ujar Hendri dalam panel session bertajuk "Insurance and Economic Resilience” pada Indonesia Re International Conference 2025, dikutip Rabu (23/7/2025).

        Hendri juga menekankan bahwa perusahaan asuransi tidak bisa serta-merta menyesuaikan premi secepat laju kenaikan biaya kesehatan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang melambat membuat masyarakat semakin menahan belanja premi, khususnya untuk asuransi kesehatan individu.

        Tanpa strategi penyesuaian yang cepat, tekanan berlapis dari sisi biaya dan permintaan ini dikhawatirkan akan menggerus daya tahan sektor asuransi dalam jangka menengah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: