Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Tertinggal dari Malaysia, BEI Genjot Pasar Modal Syariah

        Indonesia Tertinggal dari Malaysia, BEI Genjot Pasar Modal Syariah Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengandalkan strategi segitiga emas—edukasi, inovasi, dan kolaborasi—untuk mendorong pertumbuhan pasar modal syariah. Pendekatan ini telah dijalankan secara konsisten selama 15 tahun terakhir dan dinilai menjadi kunci penguatan ekosistem investasi berbasis syariah di Indonesia.

        Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh, menjelaskan bahwa ketiga elemen strategi tersebut saling melengkapi dan harus berjalan beriringan agar pengembangan pasar modal syariah tidak stagnan.

        “Selama 15 tahun ini, kami selalu gunakan tiga pendekatan: edukasi, inovasi, dan kolaborasi. Ketiganya tidak bisa berjalan sendiri. Kalau salah satu berhenti, yang lain juga ikut stagnan,” kata Irwan dalam acara Edukasi Wartawan di Jakarta, Kamis (24/7/2025).

        Baca Juga: BEI Siapkan Short Selling dan Derivatif Baru untuk Genjot Likuiditas Pasar

        Dalam aspek edukasi, BEI aktif menggandeng komunitas muda seperti FOSEI dan IAEI untuk meningkatkan literasi keuangan syariah, khususnya di kalangan mahasiswa dan akademisi. BEI menerapkan strategi berbasis komunitas untuk memperluas jangkauan edukasi di seluruh Indonesia.

        Sementara itu, di sisi inovasi, BEI secara rutin meluncurkan program baru yang disesuaikan dengan target tahunan. Salah satunya adalah program Dare to Invest yang mendorong peningkatan aktivitas transaksi investor syariah, bukan sekadar membuka akun investasi.

        “Kita ingin transaksinya juga tumbuh, bukan cuma jumlah investor. Maka kita buat lomba di galeri-galeri investasi syariah agar lebih kompetitif dan aktif,” ujar Irwan.

        Baca Juga: BEI : Transaksi IDXCarbon Tembus Rp77,95 Miliar

        Kolaborasi dengan regulator seperti OJK, perbankan syariah, dan pelaku industri menjadi kunci dalam mengatasi tantangan struktural. Irwan mencontohkan keterbatasan layanan RDN syariah yang belum secepat layanan konvensional masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

        Meski pertumbuhan pasar modal syariah tergolong positif, Irwan mengakui Indonesia masih tertinggal dari Malaysia. Karena itu, ia menegaskan pentingnya konsistensi dalam menjalankan strategi segitiga emas sebagai mesin utama pengembangan ke depan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: