Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Luhut Tanggapi Isu Ijazah Jokowi: Negeri Ini Butuh Ide, Bukan Drama

        Luhut Tanggapi Isu Ijazah Jokowi: Negeri Ini Butuh Ide, Bukan Drama Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menanggapi polemik mengenai keaslian ijazah Presiden Joko Widodo yang terus mengemuka di ruang publik.

        Alih-alih menambah perdebatan, Luhut mengajak masyarakat untuk kembali memusatkan perhatian pada isu-isu substansial yang berdampak nyata bagi kemajuan bangsa.

        “Buat saya, isu ijazah itu sudah tidak relevan. Saya sendiri enggak tahu ijazah saya disimpan di mana. Yang penting itu kontribusi apa yang bisa kita berikan untuk negara,” ujar Luhut dalam peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (28/7/2025).

        Baca Juga: Tegaskan Transparan, MRT Jakarta Investigasi Dugaan Ijazah Palsu Karyawan

        Pernyataan ini disampaikan Luhut di tengah meningkatnya sorotan publik terhadap legalitas ijazah Presiden Jokowi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), yang telah menjadi polemik berkepanjangan hingga merambah ke ranah hukum.

        Luhut menilai, perhatian masyarakat dan elite terlalu banyak tersita untuk membahas isu-isu yang tidak menghasilkan solusi konkret.

        “Kita masih sibuk bicara soal ijazah, padahal negeri ini butuh ide-ide konkret untuk tumbuh dan maju,” tegasnya.

        Baca Juga: Luhut Ungkap Anggaran MBG 2026 Bisa Tembus Rp 300 Triliun

        Ia juga mengkritik kalangan yang disebutnya sebagai "intelektual" namun justru memicu kegaduhan alih-alih menyumbangkan gagasan membangun.

        “Kalau kamu merasa intelektual, tanyakan pada dirimu. Apa yang sudah kamu berikan pada negara ini? Pikiran yang membangun, atau justru keributan?” ucap Luhut.

        Luhut menyerukan pentingnya persatuan dan menekankan bahwa Indonesia memiliki banyak potensi, tetapi juga tantangan besar. Oleh karena itu, energi kolektif masyarakat harus diarahkan pada pembangunan, bukan perpecahan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: