Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tragedi Kelangkaan BBM di Jember, Pakar Ekonomi: Jangan Saling Menyalahkan

        Tragedi Kelangkaan BBM di Jember, Pakar Ekonomi: Jangan Saling Menyalahkan Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sejak Kamis hingga Senin (24–28 Juli) lalu menjadi pelajaran utama dalam melakukan antisipasi dan mitigasi persoalan secara kolektif. Hal itu diungkapkan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember, Ciplis Gema Qoriah.

        "Saya pikir ini momentum, suatu pelajaran dengan kejadian itu, supaya ke depan tidak lagi terjadi dan tidak lagi menjadi salah satu tanggung jawab satu pihak atau satu lembaga, tapi semua pihak terkait harus bergerak," ujar Ciplis di Jember (31/7/2025).

        Menurutnya, kejadian itu seharusnya perlu keterlibatan semua pemangku kepentingan dan kebijakan untuk membahas antisipasi dan mitigasi secara intensif sebelum pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berdampak terhadap masyarakat, seperti penutupan jalan di Gumitir.

        "Koordinasi antarlembaga terkait ini sangat diperlukan dan penting. Seperti dalam hal penutupan jalur Gumitir ini, jadi Pemerintah Provinsi Jatim, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pertamina, dan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP) harus bergerak bersama," ujar Ciplis.

        Cipilis berpendapat, tanggung jawab kelangkaan BBM tidak bisa hanya diarahkan ke satu pihak.

        "Saya melihat di sini gangguan-gangguan atau hambatan ini sepertinya karena jauh dari antisipasi koordinasi dari berbagai pihak. Ini kan satu ruangnya PUPR, satu ruangnya pemerintah daerah. Intinya, jangan saling menyalahkan," beber Ciplis.

        Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dirinya mengapresiasi langkah cepat Pertamina dalam mengatasi krisis BBM di Jember tersebut. Namun, dia menilai, ke depan kereta api bisa menjadi solusi yang membuat suplai BBM ke Jember tak tergantung pada kondisi jalan. Apalagi di Jember ada depo di Gebang yang dilewati jalur kereta api.

        Menanggapi hal itu, Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah cepat Pertamina Patra Niaga dalam menjaga kelancaran distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) di wilayah Besuki, menyusul penutupan sementara Jalur Nasional Gumitir.

        Baca Juga: Antisipasi Kelangkaan BBM, Pertamina Tambah 86 Mobil Tanki untuk Wilayah Jember Pasca Penutupan Jalur Gumitir

        “Dengan kejadian itu, dunia usaha di wilayah terdampak, yang meliputi Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Banyuwangi, tetap dapat menjalankan aktivitas dengan baik berkat langkah,” ungkap Adik.

        Sementara itu, Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat (RID) Pertamina Patra Niaga, Hari Purnomo, dalam keterangan resminya menjelaskan, pihaknya langsung melakukan penambahan 96 mobil tangki untuk distribusi BBM ke wilayah Jember dan sekitarnya dilakukan agar stok BBM di SPBU segera normal pasca penutupan Jalur Gumitir yang merupakan jalan utama provinsi yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi itu.

        "Harapannya, dengan mekanisme perbantuan yang berantai ini, Surabaya sendiri bisa memberikan alokasi volume yang lebih besar untuk membantu proses recovery pemulihan distribusi di wilayah Jember dan sekitarnya," pungkas Hari.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: